"Kiamat Teller Bank" RI Tak Terelakkan? Begini Situasinya!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 February 2022 07:20
CEO CT Corp Chairul Tanjung memberikan pemaparan tentang
Foto: CEO CT Corp Chairul Tanjung memberikan pemaparan tentang

Sementara itu, data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) per Desember 2021 menunjukkan kecenderungan masyarakat melakukan transaksi elektronik terus meningkat, sebagaimana terlihat dari penggunaan uang elektronik yang melesat 9.578,8% dari 3,02 juta instrumen (2009) menjadi 292,3 juta (2019).

Data BI tersebut merekam bahwa era pandemi semakin memicu penggunaan uang elektronik melesat lebih jauh, di mana pada 2020 ada 432,3 juta instrumen uang elektronik, dan sepanjang 2021 bertambah menjadi 575,3 juta instrumen.

Dengan demikian, selama pandemi saja pertumbuhan uang elektronik baru nyaris dua kali lipat, menunjukkan besarnya gelombang penggunaan uang elektronik di industri keuangan Tanah Air terutama di tengah pembatasan sosial.

Nilai transaksinya pun melesat drastis dari Rp 519 miliar (2009) menjadi Rp 473,44 triliun (2019). Angka tersebut melonjak kembali selama pandemi, sehingga per November 2021 saja sudah menembus angka Rp 706,54 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi digital banking sepanjang 2021 dilaporkan meningkat 45,64% mencapai Rp 39.841,4 triliun. BI memperkirakan transaksi digital banking akan tumbuh 24,83% mencapai Rp 49.733,8 triliun pada 2022.

Terbaru pada Januari kemarin saja, transaksi keuangan digital mencapai Rp 4.314,3 triliun dalam sebulan itu, atau naik 62,82%. Sementara itu, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 66,65% pada periode yang sama mencapai Rp34,6 triliun.

Lalu bagaimana dengan uang ATM? Data BI menyebutkan jumlah kartu ATM dan kartu debit yang diterbitkan terus meningkat, dari 44,53 juta unit (2009) menjadi 183,43 juta unit (2019), dan berlanjut meningkat selama pandemi menjadi 221,06 juta unit (2021).

Namun, nilai transaksi kartu ATM dan debit pada 2021 hanya Rp 6.953 triliun, cenderung turun dari posisi sebelum pandemi senilai Rp 7.475 triliun (2019). Hanya saja, angka tersebut masih terhitung melesat jika dibandingkan dengan nilai transaksi 2009 yang hanya Rp 1.811 triliun.

Berbeda dari uang elektronik, nilai transaksi ATM menurun selama pandemi karena masyarakat cenderung berhati-hati menggunakan fasilitas umum, termasuk mesin ATM, terutama di tengah makin meningkatnya kualitas dan efektivitas layanan digital banking.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular