Fintech Menjamur, Benarkah Bank Konvensional Bakal Punah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan perkembangan digital, juga merubah industri keuangan. Dengan adanya transaksi digital, bagaimana nasib bank konvensional?
Ketua Perbanas, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bank harusnya bisa berpindah ke model hybrid dan ekosistem terbuka. Dengan menjadi hybrid, bank akan punya pendekatan digital lewat aplikasi mobile dan super apps.
"Jadi maksud saya dengan bank hybrid, beberapa bank membuat aplikasi mobile, menjadi super apps. Ini terbuka untuk model pembayaran lain," jelasnya dalam 'side event' G20 Indonesia "Casual Talks on Digital Payment Innovation", Senin (14/2/2022).
"Jadi tidak hanya menutup mobile bank saja atau beberapa bank membuat bank digital sendiri seperti BCA dengan Blu. Jadi ada banyak cara berpartisipasi dalam ekosistem dengan menciptakan pemain baru dan menciptakan produk baru. Jadi bank transisi, bank incumbent harus pindah bertransformasi jadi bank hybrid".
Dia menjelaskan untuk menghasilkannya bank dan open banking jadi kuncinya. Sementara untuk menghasilkan mobile banking yang handal, cepat, dan efisien atau membuka API perlu pengembangan aplikasi yang tangguh dan juga kuat dalam keamanan.
"Oleh karena itu, tiap bank khususnya bank besar banyak berinvestasi tidak hanya mengubah cara mengembangkan aplikasi, mengubah organisasi, hingga menjadikan organisasi yang gesit, mereka mampu bersaing dengan pemain fintech lain dengan cara yang lebih cepat dan mencoba mengubah cara mereka mengatur sistem perbankan inti," kata Kartika.
Sementara itu, Ketua Aftech, Pandu Sjahrir berbicara soal hubungan layanan financial technology dengan bank. Menurutnya kedua lembaga bisa langsung bekerja sama satu sama lain.
Pandu mengatakan fintech mencoba mengangkat kehidupan masyarakat. Sementara bank bisa jadi pemberi modal terbesar dalam layanan keuangan.
"Kami seperti little brother, bank adalah big brother. Dan kami ingin mempelajari setiap hari dan ingin diajarkan untuk bisa sukses. Yang kami lakukan adalah mencoba mengangkat kehidupan masyarakat, dan ini kerja sama dengan bank karena pada akhirnya penggerak modal terbesar adalah layanan keuangan besar. Yang kami lakukan adalah meningkatkan efisiensi di seluruh rantai nilai," jelas Pandu.
Pandu menjelaskan Covid-19 memang membantu percepatan adopsi digital dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam beberapa tahun ke depan, aktivitas akan lebih efisien untuk pelanggan.
"Saat melihat 3-5 tahun ke depan, kami melihatnya dari para anggota apa yang semua coba lakukan adalah membuat segalanya lebih efisien untuk pelanggan sehari-hari," ungkapnya.
[Gambas:Video CNBC]
'Kiamat' ATM di Depan Mata, BI Ungkap Fakta Baru
(npb/roy)