Digitalisasi Pembayaran Bantu Ekonomi RI Pulih Lebih Cepat

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
14 February 2022 11:20
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking. (Tangkapan layar via Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking. (Tangkapan layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Digitalisasi pembayaran menjadi salah satu faktor percepatan pemulihan ekonomi di tanah air. Lewat digitalisasi, aktivitas ekonomi tetap bisa berjalan meskipun sebagian masyarakat bertahan di rumah.

"Mari kita lakukan digitalisasi semua ekonomi untuk pemulihan bersama," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Webinar 'Casual Talks on Digital Payment Innovation' yang merupakan rangkaian pertemuan G20, secara virtual, Senin (14/2/2022)

Digitalisasi masuk sebagai topik yang dibahas dalam pertemuan G20 tahun ini. Tidak hanya soal pembayaran, namun juga ekonomi secara keseluruhan. Apalagi setelah mengetahui, dalam dua tahun pandemi covid-19, digitalisasi berperan banyak dalam aktivitas ekonomi.

BI telah merancang digitalisasi sistem pembayaran sejak 2019. Di mana salah satu isinya mengintegrasikan ekonomi dan keuangan, termasuk perbankan, financial technologi, e-commerce pada 2025. Adanya pandemi covid-19 ternyata mempercepat proses tersebut.

"Saya berterima kasih kepada rekan-rekan bankir untuk digitalisasi, dan anda semua maju dengan sangat baik dalam layanan perbankan digitalisasi," jelasnya.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking. (Tangkapan layar via Youtube Bank Indonesia)Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking. (Tangkapan layar via Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking. (Tangkapan layar via Youtube Bank Indonesia)

Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. Pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65% (yoy) mencapai Rp34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% (yoy) menjadi Rp4.314,3 triliun.

Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39% (yoy) menjadi Rp711,2 triliun. Selanjutnya transaksi QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat, baik nominal maupun volume, masing-masing meningkat sebesar 290% (yoy) dan 326% (yoy).

BI akan melanjutkan uji coba QRIS antar negara dengan Thailand dan Malaysia serta menjajaki perluasan kerja sama QRIS antar negara di kawasan

Meski demikian, BI juga tak lupa mengimbangi inovasi dengan kehati-hatian demi keamanan transaksi nasabah. Sehingga berbagai risiko yang dimungkinkan muncul bisa dimitigasi dengan baik.

"Tentu saja kita perlu bekerja sama dan memastikan inovasi dan meningkatkan mitigasi," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bulan Depan, Transfer Antar Bank Cuma Kena Rp 2.500!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular