Terkuak! Ini yang Bikin Gejala Omicron Tak Semematikan Delta
Jakarta, CNBC Indonesia - Gejala omicron disebut tidak separah dengan pasien yang terinfeksi varian Delta. Ahli ungkap mengapa Delta lebih mematikan daripada yang dialami pada orang dengan omicron.
Varian Delta diketahui menimbulkan gejala seperti demam, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan indera penciuman (anosmia), sakit tenggorokan, muntah, diare, dan hidung tersumbat atau pilek.
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengungkapkan hasil studi HKUMed Hong Kong soal laju infeksi serta replikasi di saluran pernafasan dan paru.
Pada saluran pernafasan atau bronkus, omicron punya laju infeksi dan replikasi 70 kali lebih tinggi dibandingkan Delta dan varian awal.
"Ini lah kenapa gejala-gejala omicron itu banyaknya berurusan dengan saluran nafas. Apa itu, batuk, nyeri tenggorok, gatal di tenggorok, kemudian hidung tersumbat, pilek atau rinore," kata Erlina dalam Seminar Daring berjudul "Super-immunity and Implication on New Variant of Covid-19", beberapa waktu lalu.
Sementara pada paru, menunjukkan hal sebaliknya. Dilaporkan omicron 10 kali lebih rendah dari varian awal, yang menyebabkan jarang ada gejala sesak napas dan demam tinggi dari pasien yang terinfeksi varian ini.
"Inilah yang bisa menjelaskan kenapa gejala-gejala yang melibatkan radang di paru seperti sesak nafas, demam yang tinggi, itu kurang karena memang replikasi di jaringan paru 10 lebih rendah dibandingkan yang lain," jelas Erlina.
Pada Desember 2021, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS) melaporkan sejumlah gejala yang ditemui pada omicron. Berikut daftarnya:
- Batuk 89%
- fatique 65%
- Hidung tersumbat atau rirone 59%
- Demam 38%
- Mual atau muntah 22%
- Sesak nafas 16%
- Diare 11%
- Anosmia atau ageusia 8%.
(npb/roy)