Kamu Terinfeksi Varian Omicron atau Flu? Ini Cara Bedakannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sedang bersiap untuk menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19 varian omicron. Pasalnya, sudah terjadi transmisi (penularan) lokal. Saat ini sudah ada 1.626 kasus di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri memprediksi puncak infeksi Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada mulai pekan kedua Februari hingga awal Maret 2022. Seperti apa gejala dari varian baru ini?
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan berdasarkan laporan dari sejumlah negara dan di Indonesia gejala omicron ringan hampir sama dengan flu biasa.
"Gejala yang khas pada omicron adalah hidung tersumbat atau rinore, batuk, nyeri tenggorokan, terutama tenggorokan gatal. Memang sedikit mirip dengan [gejala] flu," ujarnya dalam Seminar Daring berjudul "Super-immunity and Implication on New Variant of Covid-19", seperti dikutip Rabu (26/1/2022).
"Namun jarang flu itu nyeri tenggorokan dan jarang tenggorokan gatal, flu biasanya adalah pilek dan kadang-kadang disertai batuk."
Erlina Burhan menjelaskan sebagian besar gejala klinis dari omicron ini ringan-ringan saja bahkan tidak bergejala. Dari studi HKUMed Hong Kong menyebutkan varian omicron memiliki laju infeksi dan replikasi di bronkus (saluran pernafasan) 70 kali lebih tinggi dari varian Delta dan varian awal. Akan tetapi di Paru, laju infeksi dan replikasi varian omicron 10 kali lebih rendah dari varian awal.
"Hal ini mungkin berkaitan dengan varian omicron yang lebih cepat, namun dalam keparahan penyakit yang lebih rendah. Meski demikian keparahan tidak hanya ditentukan oleh replikasi virus tetapi juga faktor lainnya seperti badai sitokon dan ommune escape," terangnya.
Erlina Burhan menambahkan walaupun sebagian besar Omicron ini ringan-ringan saja tetapi bagi para lansia, bagi para yang orang yang belum pernah divaksin, bagi yang punya komorbid dan anak-anak terutama yang belum divaksin akan lebih berat
"Kita mendengarkan laporan kematian dari Inggris, AS, Jerman, Belanda terus ada setiap harinya karena Omicron ini sebagian kecil menimbulkan keparahan penyakit. Jadi dikatakan antara 0,03% hingga 1%," jelasnya.
"Kita perlu membenarkan narasi yang ada di masyarakat. Gejala omicron di Indonesia ringan bahkan tidak bergejala karen sudah divaksin, jadi vaksinasi itu penting," terangnya.
Berdasarkan Laporan CDC Desember 2021 gejala omicron ditemukan adalah:
- Batuk 89%
- fatique 65%
- Hidung tersumbat atau rirone 59%
- Demam 38%
- Mual atau muntah 22%
- Sesak nafas 16%
- Diare 11%
- Anosmia atau ageusia 8%.
(roy/roy)