
'Berdetak' Selama 75 Tahun, Apa Itu Jam Kiamat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 1947 atau 75 tahun sebuah jam diciptakan bernama Jam Kiamat atau Doomsday Clock. Hingga saat ini, jam itu menjadi pengukur aktivitas masyarakat dunia selama bertahun-tahun.
Al Jazeera menuliskan jam diciptakan oleh Buletin Atomic Scientists tahun 1947. Ini hanya berselang dua tahun setelah organisasi didirikan oleh Albert Einstein, J Robert Oppenheimer, Eugene Rabinowitch, dan ilmuwan dari Universitas Chicago.
Jam itu didesain seorang artis asal Amerika Serikat (AS), Martyl Langsdorf. Saat itu perang dingin sedang berlangsung dan para ilmuwan ingin memperingatkan orang AS soal bahaya konfrontasi nuklir dari Uni Soviet.
Mereka berharap bisa 'menakuti manusia dan mendorongnya ke dalam rasionalitas', ungkap Rabinowitch yang merupakan ahli biologi dan editor pertama Buletin Atomic Scientists, dikutip Chicago Tribune, Jumat (21/1/2022).
Langsdorf mengatakan untuk mengekspresikan tujuan itu secara visual dia bermain dengan berbagai gambar. "Yang paling penting dari semuanya adalah sketsa jam yang saya buat di bagian belakang 8 kali 11 inci salinan Piano Sonata Beethoven yang dijilid. Sebuah jam dengan cat putih pada jilid hitam Sonata," jelasnya.
Desain jam sangat detail hingga ke hal penting. Misalnya seperempat bagian lingkaran ditandai dengan titik dan jarum panjang saat itu menunjukkan pada tujuh menit tengah malam.
Meski pada awalnya mengukur ancaman nuklir, namun pada 2007 berkembang dengan memasukkan perubahan iklim jadi salah satu perhitungan Jam Kiamat.
Waktu pada Jam Kiamat ditetapkan oleh para ahli di Dewan Sains dan Keamanan Buletin tiap tahunnya. Mereka akan berkonsultasi dengan Dewan Sponsor mencakup 11 peraih Nobel.
Tujuan Jam Kiamat
Rachel Bronson, Presiden dan CEO Buletin Atomic Scientists menyebut tak berharap jam mencapai tengah malam. Sebab berarti ada hal yang bisa memusnahkan umat manusia.
"Itu berarti ada semacam pertukaran nuklir atau bencana perubahan iklim yang memusnahkan umat manusia. Jadi kami tidak pernah benar-benar ingin sampai di sana dan kami tidak akan tahu kapan kami melakukannya," kata Bronson.
CNN Internasional menyebutkan waktu jam tidak dimaksudkan mengukur ancaman. Namun memicu percakapan dan mendorong keterlibatan publik dalam topik ilmiah seperti perubahan iklim dan senjata nuklir.
Jika ini mampu terjadi, Bronson melihatnya sebagai sebuah kesuksesan. Salah satunya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutip Jam Kiamat saat berbicara mengenai krisis iklim dunia di COP26 Glasgow.
Bronson berharap orang-orang akan mendiskusikan apakah mereka setuju dengan keputusan mereka dan berbicara manfaat mengenai apa kekuatan untuk mendorong perubahan.
Perubahan Jam
Selama bertahun-tahun jam kiamat kerap bergerak maju ataupun mundur. Ini bergantung pada aktivitas yang terjadi di dunia saat itu.
Dua tahun setelah dibuat, jam menunjukkan tiga menit sebelum tengah malam. Ini karena "Gerak gemuruh dari bom atom Soviet pertama yang menunjukkan dunia bergerak maju dengan baik menuju jurang perang atom," ungkap Rabinowitch kala itu.
Jam kiamat terjauh pernah terjadi pada 1991 yakni 17 menit sebelum tengah malam. Saat itu Presiden Amerika Serikat (AS) George HW Bush dan Mikhail Gorbachev dari Uni Soviet sepakat mengurangi jumlah senjata nuklir dan rudal balistik.
Sementara tahun ini jam berada 100 detik dari tengah malam. Waktu tersebut sudah bertahan sejak 2020 lalu.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aduh Biyung! Jam 'Kiamat' Dekati Titik Kehancuran Bumi