Menghitung Biaya Menjual NFT, Seperti Ghozali Everyday

Jakarta, CNBC Indonesia - Sultan Gustaf Al Ghazali mendadak tenar di dunia maya. Deretan foto selfie-nya selama 2017-2021 berhasil terjual hingga miliar rupiah dalam bentuk aset digital non fungiable token (NFT) di marketplace Opensea.
Fenomena ini membuat banyak warganet tanah air meniru jejaknya dengan menjual NFT di marketplace. Kini beberapa orang sudah menjual NFT foto wajah, Kartu Tanda Penduduk (KTP) hingga makanan jajanan kaki lima.
Bagi kalian yang ingin menerbitkan NFT, kalian harus mengerti soal biaya-biaya yang harus kalian tanggung agar bisa menjual aset digital ini. Berikut daftar biayanya seperti dikutip CNBC Indonesia dari berbagai sumber:
1. Gas Fee
Gas fee merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengguna untuk mengkompensasi energi komputasi yang dikeluarkan untuk memproses dan memvalidasi transaksi di blockchain Ethereum.
Biaya ini dikeluarkan untuk minting smart contact ke dalam blockchain. Semakin cepat proses mainting smart contact ke dalam blockchain, semakin tinggi biaya yang dibayarkan ke marketplace NFT dan jaringan kripto, seperti dikutip dari Investorpedia, Senin (17/1/2022).
Ukuran yang digunakan adalah GWEI. Satu GWEI setara dengan 0,000000001 Ethereum. Jumlah maksimalnya untuk memproses transaksi 21.000 GWEI. Artinya biaya maksimal yang dikeluarkan bisa mencapai 0,000021 Ethereum.
2. Biaya transaksi NFT
Selain biaya gas fee, mereka yang menjual NFT harus juga membayar biaya yang ditetapkan platform marketplace. OpenSea mengenakan biaya awal untuk menginisasi akun sebesar US$70-US$300 dan memberikan akses ke NFT sebesar US$10-US$30. Ada juga biaya sebesar 2,5% dari harga saat NFT terjual.
Pada platform Foundation memungut biaya awal antara US$120 hingga US$400. Ada juga biaya sebesar 15% dari harga penjualan awal sebagai biaya layanan.
[Gambas:Video CNBC]
Viral Ghozali Everyday, Bagaimana Masa Depan NFT di RI?
(roy/roy)