
Diam-diam, Jokowi Mulai Racik Strategi Benahi Industri Gim RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri game kini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Sub sektor ekonomi kreatif tersebut bahkan sudah dibahas dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengemukakan perhatian tersebut bukan tanpa sebab. Indonesia harus memastikan diri tidak hanya sebagai pasar tapi juga pemain di ranah industri gim lokal.
"Maka perlu adanya peta jalan industri gim nasional melalui Perpres atau setidaknya dalam bentuk Inpres," kata Moeldoko, dalam keterangan resmi, Selasa (4/12/2021).
Moeldoko menambahkan, pemerintah memiliki peran penting untuk mendorong agar konten-konten gim yang beredar di masyarakat, benar-benar berkualitas dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai bangsa.
Selama ini, sambung Moeldoko, memang belum ada lembaga sensor khusus untuk gim sehingga permainan yang beredar di masyarakat tidak terseleksi dengan baik.
"Untuk itu perlu penguatan berupa payung hukum serta kelembagaan terkait Indonesia Game Rating System," jelasnya.
Tidak hanya itu, dalam kunjungannya ke salah satu developer gim dalam negeri di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, Moeldoko menyaksikan bahwa industri gim nasional merupakan industri yang padat karya dan padat modal.
Moeldoko mengatakan, sektor ini membuka peluang lapangan kerja bagi programmer, desainer grafis, desainer permainan, ahli suara dan efek khusus, dan lainnya.
Moeldoko menekankan pentingnya pengembangan talenta industri gim. Menurutnya, Kemdikbudristek perlu menyusun kurikulum sesuai kebutuhan industri untuk SMK, Politeknik, dan Vokasi terkait, hingga program magang siswa dan program guru tamu dari industri.
"Pengembangan SDM juga dapat diintegrasikan dengan grand design Manajemen Talenta Nasional yang sedang dikembangkan oleh pemerintah untuk dapat menciptakan talenta gim sesuai dengan target yang diharapkan serta menarik talenta diaspora kita kembali ke tanah air," kata Moeldoko.
Dari sisi pendanaan, Moeldoko mendapat kabar bahwa dalam membuat sebuah game casual biayanya dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sementara untuk gim bertaraf internasional, atau biasanya disebut game triple A membutuhkan biaya puluhan miliar rupiah dalam pengembangannya.
Dalam konteks permodalan, industri ini mengalami kesulitan karena sifatnya intangible alias sulit divaluasi. Sehingga sulit untuk mendapatkan investor dan permodalan perbankan).
"Pemerintah juga perlu melakukan dukungan dan afirmasi dari segi pendanaan," kata Moeldoko
(cha/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Risau: Mayoritas Online Games & e-sports Buatan Asing!