Samsung, Xiaomi & Vivo Lewat, Ini Jagoan Baru Ponsel di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar telepon pintar atau smartphone di Indonesia kini memiliki 'jagoan' baru. Perusahaan yang berhasil menjadi penguasa pasar smartphone di Indonesia hingga September 2021 adalah Oppo.
Status Oppo sebagai penguasa pasar smartphone di Indonesia diketahui berdasarkan laporan terkini lembaga riset IDC. Oppo menempati urutan pertama produsen smartphone yang mengirimkan produknya ke Indonesia.
Keberhasilan Oppo menempati urutan pertama diprediksi karena kesuksesan perusahaan menjaga persediaan yang stabil, walaupun Oppo mengalami kekurangan pasokan. Perusahaan ini disebut masih merajai pasar smartphone low-end (harga US$100 < US$200 atau Rp 1,4 juta < Rp 2,8 juta), yang juga jadi penyumbang besar sebagian besar pengiriman.
Posisi Oppo diikuti Vivo pada peringkat kedua. IDC menyebut perusahaan bisa meningkatkan penjualan offline serta mempertahankan persediaan.
"Vivo bisa masuk ke segmen ultra low-end karena Y1S turun hingga di bawah US$100 serta mengambil peringkat kedua pada segmen low-end dengan seri Y," kata IDC, dikutip Sabtu (25/12/2021).
Posisi pertama penguasa pasar smartphone di Indonesia sebelumnya dipegang Xiaomi. Dalam laporan IDC, Xiaomi kini berada di urutan ketiga.
IDC mengatakan, posisi Xiaomi turun karena perusahaan mengalami masalah pasokan dan ketatanya persediaan barang. Meski begitu, Xiaomi masih memimpin pengiriman smartphone pada segmen kelas menengah (US$200 < US$400 atau Rp2,8 juta < Rp5,7 juta).
Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung menempati urutan keempat per kuartal III/2021. Samsung hanya berada di posisi keempat karena pengirimannya berkurang sebagai dampak penutupan ritel akibat lockdown. Meski begitu, IDC menyebut seri ponsel lipat Samsung menampilkan angka pengiriman yang baik.
Posisi kelima penguasa pasar smartphone di Indonesia ditempati Realme. Perusahaan disebut berhasil mempertahankan jumlah pengiriman, meskipun ada kekhawatiran mengenai kekurangan pasokan.
"Realme mampu menjaga momentum dengan menyegarkan beberapa model seri C dengan prosesor baru yang memiliki pasokan relatif stabil," tulis IDC.
Turun Karena Gelombang Kedua
Pengiriman smartphone ke Indonesia secara total turun 12,4% secara year-on-year (yoy) per kuartal III/2021 yaitu mencapai 9,2 juta unit. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada kanal penjualan, dan kesulitan pemasok memasarkan produknya.
Di Indonesia, kesulitan juga muncul karena dampak terjadinya gelombang kedua Covid-19 sejak Juli 2021. Hal ini membuat pemerintah memperketat aturan dan membatasi pergerakan masyarakat. Alhasil, penutupan toko ritel tak bisa terhindarkan terjadi di Jawa dan Bali serta sejumlah hotspot lain.
Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia berkata, kondisi itu membuat sejumlah vendor mengganti atau tidak merilis model yang memiliki lebih banyak masalah pasokan.
"Beberapa vendor mulai mengeksplorasi cara lain seperti meninjau kembali strategi distribusi untuk menjaga harga tetap terkendali," kata Vanessa.
Pada saat yang sama, IDC mengungkap ada banyak smartphone berteknologi 5G yang dirilis. Fakta ini membuat pangsa produk smartphone 5G meningkat dari 6% pada 2020 menjadi 7% di 2021.
Dirilisnya smartphone 5G seiring turunnya harga jual rata-rata (ASP) smartphone 5G per kuartal III/2021, menjadi US$418 (sekitar Rp 6 jutaan). Turunnya harga jual rata-rata smartphone 5G karena Original Equipment Manufacturer (OEM) berusaha merilis perangkat tersebut dengan harga lebih terjangkau.
(hoi/hoi)