Warning Bos Boeing & Airbus Soal Gangguan Penerbangan dari 5G

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
21 December 2021 21:10
FILE PHOTO: A 5G sign is seen during the Mobile World Congress in Barcelona, Spain February 28, 2018. REUTERS/Yves Herman/File Photo
Foto: 5G (REUTERS/Yves Herman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebuah surat untuk Menteri Transportasi AS, 2 bos eksekutif pesawat terbesar di dunia, yakni Boeing dan Airbus meminta pemerintah AS untuk menunda peluncuran layanan jaringan 5G.

Mereka menilai, teknologi tersebut dapat memiliki dampak negatif yang sangat besar pada industri penerbangan.

"Interferensi 5G dapat berdampak buruk pada kemampuan pesawat untuk beroperasi dengan aman," kata bos Boeing dan Airbus Americas, Dave Calhoun dan Jeffrey Knittel dalam surat tersebut, dikutip dari BBC, Selasa (21/12/2021).

Sebelumnya, melansir dari BBC, kekhawatiran ini berangkat dari sistem spektrum C-Band 5G nirkabel yang dapat mengganggu elektronik pesawat. Padahal, dalam waktu dekat, raksasa telekomunikasi AS AT&T dan Verizon akan meluncurkan layanan 5G pada 5 Januari 2022. Mereka juga telah mengadopsi tindakan pencegahan untuk membatasi interferensi.

"Airbus dan Boeing telah bekerja dengan pemangku kepentingan industri penerbangan lainnya di AS untuk memahami potensi gangguan 5G dengan altimeter radio. Proposal Keselamatan Penerbangan untuk mengurangi potensi risiko telah diajukan untuk dipertimbangkan ke Departemen Transportasi AS," kata Airbus dalam sebuah pernyataan.

Surat tersebut juga mengutip penelitian yang dilakukan oleh kelompok perdagangan Airlines for America yang menemukan bahwa jika aturan 5G berlaku pada 2019, maka sekitar 345.000 penerbangan penumpang dan 5.400 penerbangan kargo akan menghadapi penundaan, pengalihan, atau pembatalan.

Sementara itu, Industri penerbangan dan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) juga telah menyuarakan keprihatinan tentang potensi gangguan 5G terhadap peralatan pesawat yang sensitif seperti pengukur ketinggian radio.

Di sisi lain, Grup industri nirkabel AS, CTIA, mengatakan 5G aman dan menuduh industri penerbangan menyebarkan ketakutan dan memutarbalikkan fakta.

"Penundaan akan menyebabkan kerugian nyata. Menunda penyebaran satu tahun akan mengurangi $50 miliar dalam pertumbuhan ekonomi, sama seperti negara kita pulih dan membangun kembali dari pandemi," kata kepala eksekutif CTIA Meredith Attwell Baker.



(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Ingatkan Potensi Gangguan 5G Pada Penerbangan Pesawat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular