Duh! Gletser Terbesar di Kutub Selatan Mencair, Ini Dampaknya

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
16 December 2021 06:50
In this handout photo provided by British Antarctic Survey, field guide Andy Hood is seen at the Brunt ice shelf in Antarctica in January 2020. Antarctica remains the only continent without COVID-19 and now in Sept. 2020, as nearly 1,000 scientists and others who wintered over on the ice are seeing the sun for the first time in months, a global effort wants to make sure incoming colleagues don't bring the virus with them. (Robert Taylor/British Antarctic Survey via AP) Foto: Ilustrasi Benua Antartika (AP/Robert Taylor)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gletser Thwaites yang merupakan salah satu gletser terbesar di Antartika mencair. Menurut penelitian sudah membuang 50 miliar ton es ke laut setiap tahunnya.

Dampak dari hal ini memang masih terbatas pada permukaan laut global. Namun masih ada cukup es yang tertahan di hulu cekungan drainase gletser yang jika mencair bisa menaikkan permukaan air laut mencapai 65 cm.

Menurut tim peneliti dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris, saat ini Thwaites merespon pemanasan global dengan cara yang cepat.

"Akan ada perubahan dramatis di bagian depan gletser, mungkin dalam waktu kurang dari satu dekade. Baik penelitian yang dipublikasikan maupun tidak menunjukkan ke arah sana," ungkap Prof Ted Scambos, yang merupakan ahli glasiologi dan koordinator utama AS untuk International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC), dikutip dari BBC, Kamis (16/12/2021).

"Ini akan bisa mempercepat langkah (Thwaites) dan memperluasnya dengan efektif, bagian berbahaya dari gletser".

Thwaites berukuran seperti wilayah Inggris atau Florida. Untuk kecepatan airnya ternyata telah berlipat ganda selama 30 tahun terakhir.

Menurut ITGC ini terjadi berasal dari hasil air laut yang hangat masuk di bagian depan Thwaites atau lapisan es. Air hangat ini membuat wilayah itu mengalir lebih cepat serta mendorong ke zona badan gletser utama menjadi apung.

Saat ini tepi terdepannya dari lapisan es di sebelah timur berada di lapisan bawah laut lepas lantai. Ini berarti, BBC melaporkan, kecepatan alirannya menjadi sepertiga dari yang terlihat di wilayah Barat yang tidak memiliki masalah serupa.

Tim ITGC mengatakan es di wilayah Timur kemungkinan akan terlepas dari lapisan laut dalam beberapa tahun ke depan. Jika terus berlanjut, maka retakan di lapisan es pasti akan terpecah di area tersebut.

"Saya menggambarkannya mirip seperti jendela mobil, yakni saat Anda memiliki beberapa retakan perlahan menyebar dan kemudian tiba-tiba menabrak gundukan dan semuanya mulai pecah ke segala arah," kata Dr. Erin Pettit dari Universitas Negeri Oregon.

Tercatat lapisan es di sebelah timur memiliki lebar sekitar 40 km dan maju dengan kecepatan sekitar 600 meter per tahun. Kemungkinan ini akan melompat dengan kecepatan 2 km/tahun dan berikutnya akan sama dengan sektor barat. Di sana saat ini memiliki lebar sekitar 80 km.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Gawat! Gunung Es Terbesar di Dunia Hampir Seluruhnya Mencair


(npb/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading