Ada Ancaman yang Lebih Ngeri dari Covid-19, RI Sudah Siap?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 December 2021 14:25
Icebergs are seen at the Disko Bay close to Ilulisat, Greenland, September 14, 2021. REUTERS/Hannibal Hanschke
Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini menghadapi ancaman yang lebih mengerikan dari Covid-19. Yakni mengenai masalah perubahan iklim, bagaimana persiapan Indonesia?

Asdep Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Saleh Nugrahadi mengatakan masalah perubahan iklim bukan hanya bersumber dari alam. Namun juga berasal dari aktivitas manusia itu sendiri.

Dia mengatakan Indonesia mengalami dampak perubahan iklim yang sangat terasa. "Indonesia merupakan negara maritim yang begitu kaya, dan letaknya yang begitu strategis tentu tidak luput dari berbagai bencana sehingga perubahan iklim bumi dampaknya begitu terasa," kata Saleh, dalam sebuah kesempatan pada bulan November lalu.

Menurut Saleh, Indonesia terus secara aktif melakukan penggabungan penanganan perubahan iklim. Salah satunya penanganan sampah di laut telah diatur dalam Peraturan Presiden No 83/2018.

NDC terbaru dari Indonesia juga menekankan aksi nyata untuk melakukan upaya penurunan emisi. Rencananya penurunan emisi dilakukan hingga 41% pada 2030 mendatang bersama dengan dukungan internasional.

Salah satu yang dilakukan adalah melakukan rehabilitasi mangrove. Ini diperkuat dengan peluncuran peta nasional mangrove, restorasi hingga mencapai 600 ribu Ha dan aksi lainnya.

"Penetapan harga karbon juga telah diarak pemerintah dalam kepres No.98/2021 tentang harga karbon," katanya

Dalam COP 26, Indonesia bersama 14 negara kelautan lain juga berkomitmen menjaga laut secara berkelanjutan. Dia juga mengingatkan komitmen ini butuh kerja sama dari berbagai negara.

"Komitmen kuat negeri ini tentunya memerlukan kerjasama dan bantuan solid dari berbagai negara, salah satunya Republik Korea," jelas Saleh.

Kerja sama dengan Korea Selatan sudah terjalin dari 2011 lalu. Terutama untuk komitmen kemaritiman hingga menghasilkan Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), yakni riset bersama dua negara dalam teknologi kemaritiman.

Saleh mengatakan kerja sama internasional memberikan dukungan penuh untuk memenuhi target dalam menjaga iklim bumi. Kerja sama juga mengawal sejumlah kebijakan, seperti pembaruan NCD, penanganan sampah di laut, manajemen hutan mangrove, pertukaran karbon, serta ekonomi kelautan yang berkelanjutan.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Kondisi Bumi yang Makin Mengerikan, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular