Cuka Ternyata Bisa Atasi Kiamat di Bumi, Ini Penjelasan Pakar

Redaksi, CNBC Indonesia
26 May 2023 18:42
Ilustrasi Cuka Apel (Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cuka Apel (Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu masalah terbesar yang tengah dihadapi dunia global saat ini adalah perubahan iklim (climate change). Meningkatnya suhu dunia dipicu oleh emisi karbon yang dihasilkan dari gaya hidup manusia modern, serta aktivitas industri.

Berbagai kebijakan pun telah dicanangkan untuk memerangi pemanasan di Bumi (global warming). Di Indonesia misalnya, pemerintah memberikan subsidi pembelian mobil dan motor listrik.

Nah, laporan terbaru dari tim engineer kimia di Monash University, Australia, menemukan bahwa cuka bisa membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Hal ini dikarenakan emisi karbon atau CO2 yang menyelimuti atmosfer Bumi bisa diproses menjadi salah satu senyawa organik yang dinamakan asam asetat.

Asam asetat sendiri merupakan bahan kimia penting yang digunakan dalam beberapa proses industri. Selain itu, asam asetat yang rumus kimianya CH3COOH merupakan bahan dalam cuka rumah tangga. cat vinil, dan lem.

Menurut laporan peneliti yang dihimpun dari Manufacturers Monthly, Jumat (26/5/2023), permintaan industri global untuk asam asetat bisa mencapai 6,5 juta ton per tahun.

Artinya, jika asam asetat itu diambil dari CO2 yang menjadi penyebab perubahan iklim, maka siklus produksi akan lebih berkelanjutan (sustainable).

Laporan terbaru menyebut asam asetat dapat dibuat dari CO2 yang 'ditangkap' dengan katalis padat dengan harga ekonomis. Ini merupakan alternatif lebih baik ketimbang katalis berbasis rhodium yang selama ini digunakan.

Penggunaan katalis padat tidak memerlukan pemrosesan yang panjang. Dengan begitu, emisi dari proses produksi itu juga lebih efisien.

Ketua penelitian, Associate Professor Akshat Tanksale mengatakan hasil penelitian ini bisa diuji coba secara meluas oleh semua industri yang membutuhkan asam asetat.

"CO2 berlimpah di atmosfer dan menjadi biang keladi pemanasan global serta perubahan iklim. Bahkan, jika kita menghentikan seluruh emisi industri hari ini, kita masih akan merasakan efek negatif pemanasan global selama 1.000 tahun," ia menuturkan.

Untuk itu, ia mengimbau hal krusial yang harus dilakukan saat ini adalah mengurangi CO2 dari atmosfer dengan mengubahnya ke produk asam asetat yang banyak manfaatnya bagi industri.

Dari sudut pandang industri, metode ini juga akan lebih efektif dan efisien secara anggaran. Dari perspektif lingkungan, penelitian ini menawarkan alternatif menyelamatkan Bumi dari 'kiamat' tanpa harus mengorbankan perkembangan manufaktur.

"Artinya, ini adalah solusi untuk memperlambat perubahan iklim sekaligus memberi manfaat ekonomi ke industri dari produksi asam asetat," tertulis dalam laporan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waktu Manusia Tinggal 10 Tahun, Tanda Kiamat Bertebaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular