Risiko Reinfeksi Varian Omicron 3X Lebih Tinggi dari Delta

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
06 December 2021 12:55
INFOGRAFIS, Waspada, Negara-Negara Ini sudah Tertular Omicron
Foto: Infografis/ Sebaran Omicron/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam penelitian terbaru ditemukan infeksi ulang pasien Covid-19 varian baru omicron dikatakan lebih tinggi dari varian Beta dan Delta. Kabarnya hingga tiga kali lebih mungkin menyebabkan infeksi berulang dari dua varian lain.

"Kami menemukan bukti peningkatan substansial dan berkelanjutan dalam risiko infeksi ulang yang temporal konsisten dengan waktu munculnya varian Omicron di Afrika Selatan, menunjukkan bahwa keunggulan seleksinya setidaknya sebagian didorong peningkatan kemampuan untuk menginfeksi individu yang telah terinfeksi sebelumnya," ungkap studi tersebut, dikutip dari Economic Times, Senin (6/12/2021).

Pada varian Beta atau Delta, para peneliti tidak menemukan risiko infeksi ulang meningkat. "Kebal dari infeksi sebelumnya, apakah Omicron juga bisa menghindari kekebalan yang diturunkan dari vaksin atau tidak, memiliki implikasi penting untuk kesehatan masyarakat secara global".

Studi menemukan risiko infeksi ulang adalah 25%-30% lebih rendah dibandingkan dengan infeksi primer pada tiga gelombang. Namun penyebaran Omicron dikaitkan dengan penurunan infeksi prima dan peningkatan infeksi ulang.

Diperkirakan rasio bahaya untuk infeksi ulang dan infeksi prime pada periode 1-27 November 2021 dengan gelombang 1 adalah lebih dari dua kali lipat. Sementara per satu infeksi primer, adalah tingkat infeksi ulang lebih dari dua kali lipat.

Mengutip France 24, terdapat 35.670 dugaan infeksi ulang dari 2,8 juta orang dengan tes positif Covid-19 hingga 27 November 2021. Sebagai catatan, kasus infeksi ulang adalah saat seseorang mendapatkan tes positif dalam 90 hari.

"Infeksi ulang baru-baru ini terjadi pada individu yang infeksi utama terjadi di ketiga gelombang, dengan sebagian mengalami infeksi primer pada gelombang Delta," kata Penulis pertama studi dari Pusat Pemodelan dan Analisis Epidemiologi Afrika Selatan di Universitas Stellenbosch, Juliet Pulliam dalam tweetnya.

Pulliam juga mengatakan tim peneliti tidak bisa membuat penilaian apakah Omicron juga menghindari kekebalan yang diturunkan dariĀ vaksin. Sebab mereka tidak memiliki informasi mengenai status vaksinasi individu pada pengumpulan data.

"Data sangat dibutuhkan pada tingkat keparahan penyakit yang terkait dengan Omicron, termasuk pada individu dengan riwayat infeksi sebelumnya," ungkap Pulliam.

Pulliam menambahkan masih butuh lebih banyak data untuk melihat tingkat keparahan Omicron. Termasuk mengenai individu dengan riwayat pernah terinfeksi virus sebelumnya.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Beda Omicron dengan Varian Covid yang Pernah Ada

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular