Perubahan Iklim Bikin Ukuran Burung Menciut, Kok Bisa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 19/11/2021 10:10 WIB
Foto: Burung terbang di atas Gereja Tritunggal Pemberi Kehidupan di Ostankino saat kabut di Moskow, Rusia, Selasa, 2 November 2021. (AP/Alexander Zemlanichenko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti menemukan sejumlah kawanan burung menyusut. Ini terlihat di sebuah sudut terpencil di hutan hujan Amazon Brasil.

Tercatat dalam 40 tahun puluhan spesies burung di Amazon menurun secara massal. Para peneliti melaporkan di Science Advances, banyak diantaranya kehilangan 2 persen dari rata-rata berat badannya dalam tiap dekadenya.

Dilaporkan juga beberapa spesies memiliki sayap yang lebih panjang. Perubahan ini juga berbarengan dengan iklim lebih panas dan bervariasi. Alasan itu membuat tubuh yang ramping diuntungkan dan efisien bagi burung membuatnya tetap sejuk, ungkap para peneliti.


"Perubahan iklim bukan terjadi di masa depan. Ini terjadi saat ini dan telah terjadi dan memiliki efek yang belum pernah kita pikirkan," kata ahli burung dari University in Ann Arbor, Ben Winger, dikutip dari Science News, Jumat (19/11/2021).

Sejak lama para ahli biologi telah menghubungkan ukuran tubuh dengan suhu. Pada iklim yang dingin, ukurannya menjadi lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih kecil pada volume seseorang mengurangi panas yang ada dari kulit dan membuat tubuh makin hangat.

"Anda akan mengharapkan ukuran tubuh yang menyusut bisa membantu organisme melepaskan panas lebih baik," jelas Vitek Jirinec, seorang ekologi di Integral Ecology Research Center di Blue Lake California.

Laporan Winger dan rekannya tahun lalu menyebutkan banyak spesies burung migran dari Amerika Utara yang berukuran semakin kecil. Winger mengatakan kemungkinan alasannya adalah perubahan iklim.

Selain itu banyak kondisi juga yang mungkin dialami para burung migran saat melakukan penjelajahan. Seperti habitat yang terdegradasi dan tidak bisa dikesampingkan.

Untuk melihat burung non-migran apakah mengalami hal yang sama, Jirinec dan rekan melakukan analisa data dari 1979 hingga 2019 pada sebuah wilayah di Amazon berukuran 43 kilometer.

Data mencakup dari massa dan panjang sayap selama waktu tersebut pada 11 ribu burung dari 77 spesies. Mereka juga melihat data iklim di wilayah tersebut.

Hasilnya seluruh spesies mengalami penurunan massal pada waktu tersebut. Termasuk burung seperti Rufous-capped antthrush (Formicarius colma) yang merengut serangga dari lantai hutan serta motmot Amazon (Momotus momota) yang memakan buah dari pohon.

Para peneliti melaporkan para spesies tersebut kehilangan dari 0,1% menjadi hampir 2% pada rata-rata berat badannya setiap dekadenya.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center