Es Greenland Terus Mencair, Bumi Terancam Bencana Besar?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
17 November 2021 09:40
Icebergs are seen at the Disko Bay close to Ilulisat, Greenland, September 14, 2021. REUTERS/Hannibal Hanschke
Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan iklim yang membuat suhu naik ternyata berdampak di Greenland. Es di wilayah itu mencair dalam puluhan tahun terakhir.

Jumlahnya tak main-main yakni hingga 3,5 triliun ton terjadi dalam 40 tahun terakhir. Laporan yang berasal dari jurnal Nature Communications mengatakan limpasan air lelehan es itu meningkat sebesar 21%. Sepertiga diantaranya dalam dekade terakhir terjadi pada dua musim yakni tahun 2012 dan 2019.

"Seperti yang telah kita lihat dengan bagian lain dunia, Greenland juga rentan terhadap peningkatan peristiwa cuaca ekstrem," kata Thomas Slater, dari Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub Universitas Leeds dan penulis utama laporan tersebut dikutip dari AFP, Rabu (17/11/2021).

Slater menambahkan saat iklim menghangat, pencairan di Greenland akan sering terjadi. "Saat iklim kita menghangat, masuk akal untuk berharap bahwa contoh pencairan ekstrem di Greenland akan lebih sering terjadi."

Selain itu para peneliti mengatakan data satelit menjelaskan kemungkinan jumlah es yang hilang. Serta juga adanya peningkatan permukaan air laut pada tahun-tahun tertentu.

"Perkiraan model menunjukkan bahwa lapisan es Greenland akan berkontribusi antara 3-23 cm terhadap kenaikan permukaan laut global pada tahun 2100," kata rekan penulis Amber Leeson, dosen senior Ilmu Data Lingkungan di Universitas Lancaster Inggris.

Dengan perkiraan limpasan ini disebut membantu memahami proses pencairan es dengan lebih baik lagi. dan hanya memungkinkan kita untuk memperbaiki perkiraan kenaikan permukaan laut di masa depan."

Naiknya air laut juga berimbas ketakutan negara kepulauan di Pasifik bisa tenggelam. Laporan dari Panel Antar pemerintah soal Perubahan Iklim (IPCC) mengatakan dunia mungkin memanas hingga 1,5 derajat celcius pada awal 2030an dan mengancam negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik.

"Dengan meningkatnya suhu di atas 1,5°C, masyarakat Pasifik kemungkinan besar akan mengalami dampak perubahan iklim yang semakin menghancurkan," ujar Profesor Mark Howden, wakil ketua Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim dan direktur Institut Solusi Iklim, Energi & Bencana di Universitas Nasional Australia.

Ancaman yang sama kemungkinan juga terjadi di Indonesia. Bahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengingatkan hal ini beberapa waktu lalu.

Biden mengatakan ibu kota Jakarta bisa tenggelam dalam 10 tahun sebab perubahan iklim yang terjadi. "...Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?"


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Alarm Banjir Dunia Bunyi, Kondisi Bumi di Ujung Tanduk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular