
Manusia Tak Ada, Siapa yang Isi Bumi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini Bumi diisi oleh miliaran orang. Namun bagaimana jika tidak ada manusia di muka Bumi ini? Sejumlah ilmuwan berusaha menggambarkan hutan belantara asli dan banyaknya spesies. Ini mulai dari yang familiar hingga yang tidak dikenali.
"Saya pikir akan jadi tempat yang jauh lebih bervegetasi dengan kekayaan hewan dengan ukuran besar yang tersebar di seluruh benua kecuali Antartika," jelas Trevor Worthy seorang ahli paleontologi dan profesor di Flinders University Australia kepada Live Science, dikutip Jumat (12/11/2021).
Dunia tanpa manusia modern kemungkinan juga manusia purba seperti Neanderthal tetap ada. Mereka kemungkinan mengubah lanskap.
Live Science menuliskan manusia membentuk dunia dengan mengorbankan banyak spesies dari dodo (Raphus cucullatus) hingga harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus).
Kepunahan di Bumi sudah lebih dari 100 kali tanpa manusia, menurut perkiraan paling konservatif dan belum pernah lebih tinggi sejak peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen (K-Pg) memusnahkan 80% spesies hewan. Live Science melaporkan kejadian ini termasuk dinosaurus nonavian pada 66 juta tahun lalu.
"Kakek buyut saya bisa mengamati kawanan ribuan parkit dalam pemandangan alam, kakek saya melihat kelompok ratusan hewan, ayah saya melihat beberapa dan saya melihat dua ekor di hutan," kata Worthy.
Penurunan pada alam karena adanya manusia, menunjukkan Bumi bisa jadi tempat yang lebih liar tanpa adanya manusia. Misalnya hilangnya moa, burung seperti burung unta dengan tinggi hingga 3,6 meter berevolusi Selandia Baru selama jutaan tahun.
Live Science mencatat Moa dan elang Haast adalah contoh dari hewan besar yang punah tekait adanya aktivitas manusia. Misalnya perburuan dan pengenalan spesies invasif ke habitat baru.
Manusia berperan dalam kepunahan mamalia besar sejak ribuan tahun diungkapkan Soren Faurby yang merupakan dose senior zoologi di Universitas Githenburg Swedia.
Dia juga melihat kemungkinan dunia tanpa manusia akan diisi mamalia berukuran besar. "Di dunia tanpa manusia, akan ada keragaman mamalia besar dan jika Anda melihat keragaman mamalia besar dalam keragaman besar, Anda cenderung melihat habitat yang jauh lebih terbuka," ungkap Faurby.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketika Matahari Mati, Bagaimana Nasib Manusia dan Bumi?