Ahli Jelaskan Soal Jenis yang Cocok Buat Booster Vaksin Covid

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
18 November 2021 14:15
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat diperkirakan akan mendapatkan vaksin booster Covid-19 sekitar tahun depan. Pertanyaan berikutnya jenis vaksin apa yang harus digunakan nantinya, sama atau bisa berbeda dari dua dosis sebelumnya?

Sukamto Koesno, Vaksinolog menjelaskan penelitian soal booster masih berjalan hingga sekarang. Namun yang terpenting jenis vaksin apapun yang digunakan nanti bisa meningkatkan antibodi dan sesuai dengan strain virus.

"Penelitian booster masih on going masih berjalan. Vaksin yang kita gunakan untuk booster nanti adalah mau yang sama atau yang berbeda bisa meningkatkan antibodi sesuai dengan strain virus. Mau beda sama menjadi tidak penting tentu saja setelah hasil yang keluar," jelas Sukamto dalam dialog secara virtual dari kanal Youtube FMB 9, Kamis (18/11/2021).

Dalam kesempatan yang sama Zubairi Djoerban, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menjelaskan booster terbaik adalah yang ada di sekitar. Baik itu jenis yang berbeda ataupun sama seperti sebelumnya.

Dia juga menambahkan waktu yang pas mendapatkan dosis vaksin Covid-19 ketiga, yakni enam bulan setelah vaksinasi kedua.

"Booster menurut saya yang mana terbaik yang ada sekitar kita. Beda platform bagus pakai sama boleh. Enam bulan setelah vaksinasi yang kedua," ungkapnya.

Dia juga mendorong untuk sebisa mungkin ada vaksin booster. Sebab vaksin dua kali memang aman dan efektif tapi tidak efektif 100%.

"Vaksin dua kali aman dan efektif namun tidak efektif 100%. Masih tertular vaksin. sebisa mungkin vaksin 3 kali," jelas Zubairi.

Opsi pelaksanaan vaksin booster oleh pemerintah adalah saat 50% populasi sudah mendapatkan dua dosis vaksin. Diperkirakan adalah pada Desember, yakni berkisar 59% masyarakat sudah vaksinasi lengkap.

Pemerintah juga tengah melakukan pengujian untuk jenis vaksin dosis ketiga. Penelitian ini dilakukan bersama dengan sejumlah perguruan tinggi.

Sementara untuk prioritas vaksin booster adalah yang rentan pada virus Covid-19 yaitu kelompok lansia.

"Rencana ke depan sudah bicara dengan bapak presiden adalah prioritas lansia, beresiko tinggi. Yang ditanggung negara PBI," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat dengan Komisi IX DPR RI pada Senin (8/11/2021).


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning Keras Bos Pfizer buat Anda yang Sudah Divaksin Penuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular