Waspada Gelombang 3 Covid-19 RI, Jerman-Rusia Sudah 'Meledak'

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 November 2021 13:20
Petugas kesehatan memeriksa pasien Covid-19 diruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Koja, Jakarta, Senin (30/8/2021). Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Koja terus menurun dengan peningkatan pasien sembuh.  
Diruangan IGD hanya ada tiga pasien Covid-19 yang sedang ditangani lebih lanjut.  
Di ruangan bayi terisi dua bayi berada didalam inkubator dengan penanganan khusus dari para nakes.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus konfirmasi positif Covid-19 di tanah air hari ini bertambah 5.436 kasus, menurun dibandingkan dengan sehari sebelumnya 7.427 kasus. 
Dengan pertambahan ini maka total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4,079 juta.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 19.398 orang pada hari ini, sehingga total kasus sembuh menjadi 3.743.716. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Perawatab Pasien Covid-19 di RSUD Koja (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi Covid-19 di Indonesia terkendali. Ini terlihat dari jumlah kasus baru yang di bawah 1.000 kasus per hari dalam beberapa pekan ini. Namun ini tak seharusnya membuat masyarakat terlena.

Covid-19 belum hilang dari Indonesia atau global. Ancamannya lonjakan kasus Covid-19 gelombang 3 masih ada. Protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan harus terus dijalankan dengan ketat.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengingatkan gelombang 3 Covid-19 di Indonesia bisa datang secara tiba-tiba. Ia melihat gambaran mobilitas warga yang saat ini sudah hampir kembali seperti keadaan pra pandemi. Ini menjadi potensi bekar penularan yang masif di lingkungan masyarakat.

"Hemat kami akan ada suatu waktu yang sporadis, unpredictable, bisa jadi karena kekhawatiran kami, kasus covid-19 itu meledak tiba-tiba boleh jadi karena adanya mutasi virus baru yang kemudian adanya keramaian, penularannya semakin cepat," kata Hermawan pekan lalu, seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (12/3/2021).

Menurut Juru Bicara vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi, gelombang 3 Covid-19 merupakan sebuah keniscayaan. Negara yang tinggi cakupan vaksinasi seperti Inggris, Amerika Serikat, Israel dan negara Eropa harus menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Apalagi Indonesia memiliki sejumlah momentum rawan mobilitas yang bisa menjadi pemicu gelombang ketiga. Salah satunya liburan Natal dan Tahun baru.

"Biasanya setelah perayaan hari-hari besar itulah muncul peningkatan kasus. Kemungkinan nanti di akhir tahun ada Natal, dan terakhir adalah Liburan Akhir tahun di mana mobilitas dan pergerakan sangat tinggi," ungkap Nadia dalam sebuah diskusi digital pada Oktober 2021.

"Ini yang menyebabkan keniscayaan akan gelombang-3 pasti terjadi. Tentunya kita haus terus menerus mengingatkan masyarakat bahwa pademi ini belum selesai. Kondisi sekarang sudah membaik bukan berarti kita sudah memenangkan peperangan COVID-19."

Ada ancaman nyata ini, tentunya Indonesia tidak ingin seperti Jerman yang kini menghadapi gelombang 4 Covid-19. Kini negera yang pernah menjadi contoh baik penangan Covid-19 menghadapi 50.000 kasus baru setiap hari.

Ahli virologi Jerman Christian Drosten juga menyerukan tindakan yang tegas segera diambil. Ia memperingatkan bahwa negara itu bisa menyaksikan 100 ribu lebih kematian akibat virus jika tak segera diatasi penyebarannya.

Indonesia juga tak ingin seperti Rusia. Gelombang infeksi telah membuat kasus kematian Covid-19 meninggal. Rumah sakit kewalahan untuk menangani pasien dan pasokan oksigen kian terbatas.

Oleh karena itu, jangan lengah dan terbuai karena kasus infeksi Covid-19 yang landai di Indonesia. Mari segera divaksin Covid-19 dan ketat menerapkan protokol kesehatan!


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puncak Varian Omicron Diprediksi Februari, Ini Kata Kemenkes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular