China Keras ke Alibaba, Investor GoTo & Grab Ini Menderita

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 November 2021 12:55
FILE PHOTO: The logo of SoftBank Group Corp is displayed at the SoftBank World 2017 conference in Tokyo, Japan, July 20, 2017. REUTERS/Issei Kato/File Photo
Foto: logo SoftBank Group (Reuters/Issei Kato/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Xi Jinping membuat kebijakan keras pada raksasa teknologi China seperti Alibaba, Tencent hingga DiDi. Namun yang paling menderita ternyata adalah SoftBank, investor Tokopedia (GoTo) dan Grab.

Bank CEO SoftBank Masayoshi Son menggambarkan kondisi investasi perusahaan di China ibarat terjebak dalam "badai salju musim dingin yang besar", seperti dikutip dari CNN International, Selasa (9/11/2021).

Pada kuartal Juni-September 2021, SoftBank mencatatkan kerugian sebesar US$3,5 miliar. Nilai aset bersih perusahaan yang menunjukkan performa perusahaan turun sebesar US$54,3 miliar menjadi US$187 miliar.

Penyebabnya penurunan kinerja ini? "Dalam satu kata: Alibaba," ujar Masayoshi Son dalam presentasi kinerja keuangan kepada investor.

Alibaba memang startup kebanggaan SoftBank dan penopang kinerja perusahaan asal Jepang itu. SoftBank berinvestasi sebesar US$20 juta di Alibaba lebih dari 20 tahun lalu. Nilai itu kemudian berubah menjadi US$60 miliar ketika Alibaba melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di bursa saham pada 2014.

Aturan lebih keras dari pemerintahan Xi Jinping memang telah membebani Alibaba dan perusahaan teknologi lainnya selama setahun terakhir. Alibaba didenda US$2,8 miliar setelah otoritas menyebut Alibaba menjalankan praktik monopoli. Ant Group, startup keuangan yang terafiliasi dengan Alibaba, batal IPO.

Alibaba kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$400 miliar sepanjang tahun lalu. Pada periode Juli-September harga saham Alibaba sudah turun 35%. Ini berdampak besar bagi SoftBank.

Selain Alibaba, SoftBank juga investor DiDi, raksasa ride hailing China. Perusahaan ini diselidiki regulator China soal penggunaan data pelanggan. Pada Juni-September 2021 harga saham DiDi sudah turun 45%.

Meski rugi, Masayoshi Son tetap optimistis akan masa depan SoftBank. Menurutnya tahun ini ada beberapa startup yang didanainya akan melantai di bursa saham (IPO).


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Makin Keras, Investor GoTo Ini Ketar-ketir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular