NASA Temukan 160 Planet Mirip Bumi, Apakah Layak Huni?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 November 2021 07:15
People watch on a video screen as the spaceship InSight, NASA's first robotic lander dedicated to studying the deep interior of Mars, lands on the planet's surface after a six-month journey, in Times Square in New York City, U.S., November 26, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Orang-orang bereaksi ketika mereka menonton di layar video pesawat ruang angkasa InSight, pendarat robot pertama NASA yang didedikasikan untuk mempelajari bagian dalam Mars. REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan berhasil menemukan 160 planet di luar sana yang mirip dengan Bumi. Identifikasi ini berasal dari 4.500 exoplanet yang telah ditemukan.

Namun masih diperlukan tahapan penelitian berikutnya untuk mengetahui lebih lanjut soal planet tersebut. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) diminta membangun teleskop baru yang lebih canggih.

Teleskop itu harus lebih canggih dari yang sudah ada yakni Hubble. Serta harus dilengkapi dengan sensor inframerah, optik, dan ultraviolet.

"Peluang ilmiah paling menakjubkan di depan kita dalam beberapa dekade mendatang adalah kemungkinan kita dapat menemukan kehidupan di planet lain yang mengorbit bintang di lingkungan galaksi," kata komite Astrofisikawan Caltech, Fiona Harrison dikutip dari Live Science, Selasa (9/11/2021).

Kabarnya teleskop baru akan senilai US$11 miliar atau Rp 156 triliun. Namun harus bersabar sebab keberadaannya masih pada 2040-an mendatang.

Akademi Sains, Teknik dan Kedokteran Nasional telah memberi saran pada lembaga seperti NASA dan National Science Foundation tentang tujuan penelitian prioritas para astronom pada 10 tahun mendatang.

Ada tiga prioritas yang disoroti yakni memahami sifat lubang hitam dan bintang neutron, bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi.

Penelitian juga dilakukan untuk mengidentifikasi planet lain yang dinilai mirip dengan Bumi. Planet itu diprediksi dapat ditinggali dan melihat adanya tanda biokimia kehidupan pada sistem planet lain.

Di sanalah fungsi teleskop baru tersebut. "Dengan teleskop seperti itu, kita akan melihat titik-titik kecil yang berbeda," kata Bruce Macintosh, astrofisikawan di Stanford dan anggota komite, kepada The Atlantic.

Dia menambahkan dengan analisa pada cahaya yang dipantulkan dari planet ekstrasurya, maka akan diketahui komposisi kimia atmosfer para planet tersebut.

Keberadaan kehidupan bisa diketahui dengan adanya bukti atmosfer oksigen, metana dan air. Meski para astronom juga perlu mengesampingkan hal lain pada tanda kimia lain misalnya aktivitas gunung berapi.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengakuan Bos NASA Soal Planet Layak Huni Pengganti Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular