Luhut Klaim Merck Setuju Beri Lisensi Produksi Molnupiravir

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
08 November 2021 11:45
FILE PHOTO: An experimental COVID-19 treatment pill called molnupiravir being developed by Merck & Co Inc and Ridgeback Biotherapeutics LP, is seen in this undated handout photo released by Merck & Co Inc and obtained by Reuters May 17, 2021. Merck & Co Inc/Handout via REUTERS   ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. THIS IMAGE WAS PROCESSED BY REUTERS TO ENHANCE QUALITY, AN UNPROCESSED VERSION HAS BEEN PROVIDED SEPARATELY/File Photo
Foto: via REUTERS/MERCK & CO INC

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Merck & Co., bersedia memberikan lisensi produksi obat Covid-19 bernama molnupiravir kepada Indonesia.

Klaim itu disampaikan Luhut dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi yang berlangsung di Yogyakarta, Senin (8/11/2021).

Dalam paparannya, Luhut mengungkapkan telah menemui manajemen perusahaan-perusahaan farmasi terkemuka AS dalam kunjungan kerja beberapa waktu lalu. Perusahaan-perusahaan itu antara lain Pfizer, Merck, dan Johnson & Johnson.

"Kami mengundang mereka untuk berinvestasi di Indonesia di bidang farmasi, terutama obat dan vaksin yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar di Indonesia. Dan itu mendapat respons yang baik dan sekarang pembicaraan kita sudah pada tahap-tahap yang berlanjut," ujar Luhut.

Menurut dia, Merck baru saja mengumumkan obat molnupiravir yang bisa mengurangi risiko perawatan pasien di rumah sakit saat terkena Covid-19. Pfizer seperti diketahui memiliki vaksin Covid-19 yang sangat efektif dan juga obat Covid-19 yang dinamakan Paxlovid yang mengurangi 89% risiko perawatan dan kematian untuk kelompok berisiko.



"Dan ini pun kita sudah sekarang dalam proses penjajakan sehingga kita mau industri itu ada di dalam negeri. Jangan terjadi kemarin seperti PCR tidak punya reagennya, tidak punya alatnya atau sangat terbatas sehingga kita betul-betul kesulitan saat itu," kata Luhut.

Eks Kepala Kantor Staf Presiden itu menuturkan tim dari Kemenko Marves dan Kemenkes sedang melakukan follow up terkait hal itu.

"Sampai saat ini respons dari Merck dan Pfizer sangat baik merespons usulan kita. Negosiasi dengan Merck sudah dilakukan dan mereka sangat terbuka untuk memberikan lisensi produksi molnupiravir di Indonesia," ujar Luhut.

"Dan bukan hanya molnupiravir juga kita bicara kepada macam-macam (perusahaan) obat lainnya yang bisa diproduksi di Indonesia. Dan ini semua kita jajaki. Jadi kalau ada keinginan yang kuat untuk melakukan ini mestinya itu bisa jalan. Selama ini menurut hemat saya kita kurang agresif untuk membuat pabrik atau industri itu dalam negeri," lanjutnya.


(miq/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Riset: Obat Covid-19 Efektif Lawan Varian Delta Cs

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular