Kasus Covid RI Melandai, Pak Jokowi Disarankan Lakukan Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
01 November 2021 19:00
‌Warga menjalani swab test PCR di kawasan RT 06/03 , Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (20/Mei/2021). Sebanyak 24 warga atau delapan kepala keluarga (KK) di RT 06, RW 03, Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, terpapar Covid-19. Kawasan RT 03 langsung menerapkan lockdown atau Pengawasan Ketat Berskala Lokal (PKBL) di wilayah tersebut guna mencegah penyebaran Covid-19. Selama lockdown warga diwajibkan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan dilarang keluar rumah apabila tidak ada keperluan mendesak. Pihaknya juga mengadakan swab test PCR massal warga setempat. Pihak kecamatan juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan logistik warga RT tersebut. Delapan KK yang terpapar Covid-19 sebagian besar menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Pantauan CNBC Indonesia sejumlah warga terpaksa beraktifitas dari rumah. Okie yang keseharian nya menjadi badut di sekitar Ciracas terpaksa harus menahan diri dari rumah karena ada himbauan untuk tetap dirumah.
Foto: 8 KK Terpapar Covid-19, Se RT di Ciracas Lockdown Mini (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat mengalami kenaikan signifikan setelah libur lebaran, tren kasus di Indonesia menunjukkan melandai. Pakar Epidemiologi, Dicky Budiman mengatakan ini waktu yang tepat salah satunya untuk memaksimalkan tracing.

"Dalam masa seperti ini adalah momentum untuk ketika terjadi kasus terdeteksi kasus satu atau dua atau berapa puluh dimanfaatkan untuk tracing dan tracking. Karena jumlahnya masih memadai untuk dilakukan secara optimal sehingga bisa ditemukan 30 kasus kontak," jelas Dicky kepada CNBC Indonesia, Senin (1/11/2021).

Selain itu juga bisa menyelesaikan kluster yang memang belum diselesaikan. Masa seperti ini harus dimanfaatkan selain mengejar penyelesaian program vaksinasi.

Sebab menurutnya saat kasus di atas 200 kasus akan sulit melakukan tracing. Menurutnya yang ideal adalah sesuai rekomendasi WHO yakni 30 orang dalam satu kontak.

Dia juga mencontohkan di Vietnam melakukan tracing hingga 100-200 orang. Bahkan di Queensland dalam satu kasus terkonfirmasi yang mencapai 5000 bahkan lebih orang untuk di-tracing dan dites.

Ini yang mencegah kasus memburuk di wilayah tersebut. "Dalam konteks terkendali, kadang-kadang ditemukan dengan tracing dengan diikuti testing isolasi karantina sangat betul-betul kuat,: kata dia.

Sementara itu Dicky mengatakan tracing di Indonesia belum maksimal. Saat kasus melandai menjadi kesempatan memaksimalkan aktivitas tersebut.

Sekitar satu bulan lalu saat evaluasi PPKM, menurutnya masih bisa dihitung jari daerah yang cakupan tracing cukup memadai. Bahkan Jakarta saja belum mencapai target, yakni seorang per 15 kasus, saat kasus melandai saat ini.

Dia mengatakan tracing dan tracking jadi salah satu yang hampir jarang ditampilkan karena kurang. Padahal dua aktivitas itu serta karantina merupakan satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan.

"Enggak bisa testing-testing enggak ada tracing yang memadai, enggak ada pemantauan kualitas tracking tidak terjadi upaya untuk menekan atau memutus secara maksimal. Menjadi catatan penting," jelasnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Varian Covid Baru Diciptakan di Lab, Tingkat Kematian 80%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular