Astronout NASA Nangis Sesenggukan Lihat Kondisi Bumi, Kenapa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 October 2021 07:35
Penampakan bumi dari Luar Angkasa (Astro_Megan via Space_Station)
Foto: Penampakan bumi dari Luar Angkasa (Astro_Megan via Space_Station)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang astronaut NASA dikabarkan menangis saat melihat kondisi Bumi dari stasiun luar angkasa International Space Station (ISS).

Astronaut bernama Megan McArthur itu mengatakan kesedihannya karena melihat kebakaran melanda di banyak tempat di dunia. Beberapa kejadian tersebut juga ternyata bisa dilihat dengan mudah dari luar angkasa.

Dia mengatakan para ilmuwan di dunia sebenarnya telah membunyikan alarm peringatan akibat masalah ini. Megan juga menambahkan ini jadi peringatan seluruh komunitas global.

"Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat," kata Megan McAthur dalam wawancaranya dengan Insider dan dikutip dari Futurism, dikutip Jumat (29/10/2021).

"Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk menghadapi ini dan mengatasi tantangan tersebut."

Dalam citra satelit memperlihatkan kebakaran hutan menjadi bentuk awan asap dengan proporsi astronomis di sejumlah wilayah di seluruh planet. Ini terjadi dari Siberia, Yunani, dan Spanyol hingga ke Pacific Northwest.

Negara paling terpukul atas kejadian ini kabarnya adalah Turki. Di belahan dunia lain, Amerika Serikat (AS) juga berjuang merekrut petugas pemadaman kebakaran yang cukup untuk mengatasi kebakaran hutan.

Sementara itu sebuah hasil riset menunjukkan hutan hujan Amazon Brasil juga mengalami masalah. Riset Dr. Simon Evan dari Carbon Brief menyebutkan di sana ada deforetasi dan terjadi selama beberapa dekade terakhir.

Deforestasi atau penggundulan hutan dilakukan supaya lahan bisa digunakan untuk hal lain. Misalnya pertanian, peternakan, dan kawasan tinggal atau perkotaan.

Di Brasil, penggundulan hutan itu dijalankan kolonialis untuk membuka lahan. Yakni tempat menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.

Aktivitas tersebut dipercepat pada paruh terakhir abad ke-20 untuk membuat peternakan sapi, perkebunan untuk tanaman skala industri misalnya kedelai, kelapa sawit dan penebangan.

Pengurangan lahan secara signifikan juga terlihat dari foto udara. Akibatnya Amazon melepas lebih banyak Co2 daripada yang bisa diserapnya dalam 10 tahun terakhir.

Menurut peneliti, 40% dari hutan juga bisa berubah menjadi lanskap seperti sabana yang lebih kering. Yakin apabila tingkat curah hujan terus menurun karena perubahan iklim.

Sabana adalah ekosistem dengan ciri lebih sedikit tutupan pohon dan didominasi oleh padang rumput. Lahan ini juga biasanya ada di wilayah dengan iklim sedang dan curah hujan lebih sedikit daripada hutan hujan.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Murka, Astronot AS Terancam Tak Bisa Pulang ke Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular