Prediksi Menkominfo Soal Startup Decacorn RI Setelah Gojek

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
13 October 2021 15:28
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate (Tangkapan Layar Youtube Kemkominfo TV) Foto: Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate (Tangkapan Layar Youtube Kemkominfo TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berharap Indonesia akan segera memiliki startup decacorn baru setelah Gojek. Decacorn adalah julukan bagi startup bervaluasi di atas US$10 miliar.

Alasannya, selama pandemi Covid-19 lansekap ekonomi digital dan pengguna layanan digital Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bahkan, pendanaan startup digital saat ini mengalami tren peningkatan di tengah resiliensi ekonomi digital.

"Resiliensi (ekonomi digital) tercermin dari peningkatan pendanaan sejumlah startup di Indonesia, di mana hingga kini Indonesia telah memiliki satu decacorn yakni Gojek. Dan mudah-mudahan segera dua," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (13/10/2021).

Kominfo mencatat, selain satu decacorn, Indonesia sudah memiliki 7 startup unicorn. Yaitu: Tokopedia, Traveloka, OVO, Bukalapak, J&T Express, OnlinePajak, Xendit, dan Ajaib.

Menkominfo menyatakan kolaborasi antar kekuatan startup Indonesia juga semakin terlihat dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia dalam konsolidasi platform e-commerce. Hal itu diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional melalui upaya kolaboratif.

"Dengan geliat potensi dan resiliensi tersebut, maka diperkirakan valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan akan terus meningkat, yakni mencapai sebesar US$124 Miliar pada tahun 2025, dan sebesar USD315,5 Miliar pada tahun 2030 mendatang," ujarnya optimistis.

Peluang Jasa Keuangan Digital

Menteri Johnny menyatakan kehadiran sektor jasa keuangan digital memiliki peran penting bagi masyarakat. Melalui berbagai layanan platform financial technology (fintech) yang turut menumbuhkan aspek ekonomi digital secara signifikan.

"Prospek tumbuh kembang yang positif tersebut terlihat dari jumlah nilai investasi fintech di Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai hampir US$180 Juta, atau setara dengan 20 persen total investasi fintech di antara ASEAN 6 atau Indonesia yakni Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam," jelasnya.

Mengutip data UOB, PwC Singapore, Singapore FinTech Association tahun 2020, Menkominfo memaparkan keseluruhan investasi sektor fintech di Indonesia terbagi ke dalam empat sektor, antara lain insurance technology sebanyak 38%, payments 32%, alternative lending 25%, dan finance and accounting tech sebanyak 5%.

"Investasi tersebut memperkuat basis pendanaan platform fintech yang mendorong ekspansi pemanfaatan bagi masyarakat. Pada bulan Agustus 2021, tercatat layanan fintech lending telah menjangkau 27,2 juta masyarakat di Indonesia, dengan jumlah penyaluran pinjaman total mencapai Rp14,95 Triliun," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tak Semua Rugi, Startup Ini Omzet Triliunan Kalahkan Decacorn


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading