OJK: Banyak Pengguna Tak Paham Soal Institusi Keuangan
Jakarta, CNBC Indonesia - Literasi keuangan jadi poin penting saat banyaknya masyarakat yang menggunakan produk layanan tersebut. Sebab masih banyak dari mereka yang tidak memiliki pengetahuan baik soal institusi keuangan.
"Banyak konsumen menggunakan institusi keuangan atau layanan namun saat yang sama mereka tidak memiliki pengetahuan yang baik tentangnya," kata Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK, Moch. Ihsanuddin, dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10/2021).
Dia mengatakan sejalan dengan pertumbuhan p2p lending di Indonesia, ada juga masyarakat yang terjebak dalam pinjaman online (pinjol) tak resmi alias ilegal. Kembali lagi, salah satu masalahnya adalah kurang literasi.
Padahal platform tersebut memiliki banyak kerugian, dari membebankan bunga tinggi, mengakses dan mengumpulkan data, serta menggunakan data yang berhasil dikumpulkan.
OJK sendiri juga melakukan edukasi terkait hal ini melalui kanal yang dimiliki. Dengan harapan hal ini bisa melindungi masyarakat dari pinjol ilegal tersebut.
Termasuk melalui Modul 3-P2P Lending yang diluncurkan dalam acara tersebut Diharapkan bisa meningkatkan kesadaran para konsumen.
Practice Manager EAP for Finance Competitiveness and Innovation World Bank, Cecile Niang menjelaskan modul program literasi tersebut bertujuan membantu konsumen untuk memahami dunia pinjol.
Dia menjelaskan fintech sendiri mengalami peningkatan cukup signifikan. Kebutuhan masyarakat atas hal tersebut juga meningkat saat pandemi termasuk atas fintech lending.
Dalam modul tersebut, dia menjelaskan terdapat materi mengenai literasi keuangan termasuk mengenai peluang dan resiko atas layanan tersebut. Serta paham untuk menggunakan layanan dari platform legal.
Diharapkan, seluruh pihak bisa memahami lebih dulu sebelum menggunakan produk layanan pinjaman tersebut. Termasuk meningkatkan perlindungan dan meminimalkan resiko untuk konsumen.
"kami harap literasi keuangan digital bisa meningkatkan perlindungan dan meminimalkan resiko bagi konsumen," ungkap Cecile.
(roy/roy)