Duh! 4 Negara Ini Sudah Laporkan Infeksi Varian Mu dan Lambda

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat dihebohkan dengan Covid-19 varian Delta, dunia kembali kedatangan varian Lambda dan Mu. Sejumlah negara sudah melaporkan kedua varian tersebut dan merupakan asal Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) Indonesia.
Dari data Kementerian Kesehatan yang diterima CNBC Indonesia, Senin (27/9/2021), dua varian tersebut dilaporkan dalam empat negara asal PPLN. Misalnya Turki dan Korea Selatan yang melaporkan varian MU.
Sementara itu Jepang dan Amerika Serikat (AS) melaporkan keberadaan varian MU sekaligus Lambda.
Kedua varian tersebut masuk dalam variant of interest dari World Health Organization (WHO). Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan mencermati kedua varian serta varian C.1.2 yang ditemukan di Afrika Selatan.
"Sebagai antisipasi kita mengamati ada tiga varian baru yang kita amati dari dekat. pertama adalah varian lambda, MU, C.1.2," kata Budi pada Senin (13/9/2021).
Dia menyebut untuk analisa secara scientific memang masih diperlukan. Namun berdasarkan laporan, baik MU dan Lambda disebut bisa menghindari kekebalan tubuh manusia sehingga membuat kemampuan vaksin menurun.
Sejumlah penelitian memang sudah dilakukan untuk mengetahui soal dua varian tersebut. Melansir Fox29, terdapat studi dari tim peneliti Jepang yang mengatakan Lambda bisa lolos dari perlindungan vaksin yang ada sekarang.
Tim peneliti menyoroti Peru, yang jadi salah satu negara yang melaporkan keberadaan Lambda, memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi. Namun laporan Otoritas negara itu pada April lalu mengatakan 81% kasus Covid-19 berhubungan dengan varian Lambda.
Untuk Mu, Badan Kesehatan Eropa (EMA) di awal bulan ini mengatakan ada kemungkinan varian tersebut naik level dari Variant of Interest (VoI) menjadi Variant of Concern (VoC). Dalam keterangan persnya, EMA mengaku memang harus menjalani penelitian mendalam soal varian ini sebab banyak temuan virus kebal akan vaksin.
Namun Kepala Strategi Vaksin EMA, Marco Cavaleri mengaku sekarang belum ada data untuk melengkapi informasi soal varian MU. Termasuk mengenai apakah varian yang ditemukan pertama kali di Kolombia itu sangat menular seperti Delta.
"Namun, saya harus mengatakan bahwa kami belum memiliki data yang menunjukkan bahwa varian Mu menyebar sebanyak itu, dan apakah itu akan memiliki peluang untuk menyalip varian Delta sebagai strain dominan," ungkapnya dikutip AFP.
WHO dalam buletin pandemi mingguannya akhir Agustus lalu mengatakan sedang melakukan pemantauan mendalam pada MU. Lembaga itu juga menambahkan varian punya mutasi yang beresiko resistensi akan vaksin.
"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," jelas WHO.
[Gambas:Video CNBC]
Melihat Bahaya Varian Covid-19 Mu Vs Delta
(roy/roy)