
Usai Bimbel, Xi Jinping Larang Guru Privat Bikin Kelas Online

Jakarta, CNBC Indonesia - China memutuskan melarang tutor privat memberikan kelas online atau tempat yang tidak terdaftar misalnya bangunan tempat tinggal, hotel dan coffee shop. Ini jadi cara peningkatan upaya membasmi seluruh bimbingan yang mencari keuntungan.
Tahun ini, pihak berwenang setempat melarang tempat les mencari keuntungan pada kurikulum sekolah. Upaya tersebut mengurangi tekanan untuk anak-anak dan orang tua.
Sistem pendidikan yang tinggi telah membuat layanan bimbingan belajar populer. Namun di sisi lain pemerintah berusaha mengurangi biaya membesarkan anak.
Media melaporkan cara orang tua dan tempat les untuk melanggar aturan. Misalnya cara agen mengiklankan tutor langsung yang meminta gaji hingga 30.000 yuan (Rp 66,2 juta) per bulan.
"Beberapa tempat les telah berpindah ke 'bawah tanah' atau mengenakan 'rompi' yang berbeda untuk menghindari regulasi," ungkap Kementerian Pendidikan China, dikutip CNBC Internasional, Kamis (9/9/2021). "Ini berdampak pada implementasi kebijakan".
Tindakan keras pemerintah pada layanan bimbingan belajar mengguncang saham perusahaan yang diperdagangkan di Hong Kong dan New York. Termasuk New Oriental Education & Technology Group dan Gaotu Techdu.
Menurut kementerian, tempat bimbingan belajar di luar kampus perlu dilisensikan. Serta beroperasi dan memperkerjakan guru yang telah memenuhi syarat.
Upaya menghindari peraturan ini misalnya memperkerjakan tutor pribadi sebagai layanan housekeeping, budaya komunikasi atau tutor langsung. Selain itu juga melaksanakan kelas atas nama kamp musim panas atau wisata studi.
Peraturan itu juga menyasar ke institusi offline. Layanan tersebut dilarang membuka les online setelah jam sekolah melalui pesan instan, video conference atau platform live streaming.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Makin Keras, 3 Raksasa Teknologi Kena Hukuman!