
Ancaman Ngeri di Tengah Covid Makan Korban Lagi: India!

Menurut penelitian terbaru tahun ini kemungkinan jumlah rata-rata sambaran petir di Lingkaran Artik dua kali lipat abad ini. Ini bisa memicu kebakaran tundra yang meluas dan memicu sejumlah besar karbon yang tersimpan di dalam lapisan es yang keluar ke atmosfer, memperburuk pemanasan global.
Bukti menunjukkan sambaran petir juga menjadi lebih umum di daerah perkotaan, perhatian khusus di India, di mana populasi masyarakat kota diperkirakan akan meningkat secara dramatis di tahun-tahun mendatang.
Seperti halnya naiknya permukaan laut, meningkatnya frekuensi gelombang panas yang mematikan dan konsekuensi lain dari perubahan iklim, negara berpenduduk 1,3 miliar orang ini berjuang untuk beradaptasi dengan ancaman sambaran petir yang lebih buruk.
Sebagian besar kematian manusia dalam badai petir dapat dicegah tetapi hampir tidak ada bangunan yang memiliki penangkal petir untuk melindungi penghuninya, kata Srivastava.
Ilmuwan India baru-baru ini mengembangkan aplikasi seluler yang berupaya memberikan peringatan tentang serangan petir yang akan segera terjadi dan tindakan pencegahan yang harus diambil.
Tetapi ini memiliki penggunaan yang terbatas di negara itu di mana hanya separuh penduduknya yang memiliki akses ke smartphone, dan bahkan lebih sedikit lagi di daerah pedesaan.
"Seandainya kami tahu bahwa sambaran petir ... dapat membunuh dan melukai, kami tidak akan pernah membiarkan putra kami keluar dari rumah," kata Mohammed Shamim, yang putranya berusia 20 tahun meninggal dalam insiden Benteng Amer.
"Dia telah mengenakan kaus baru hari itu dan yang dia inginkan hanyalah mengambil beberapa foto bagus di ponselnya. Tapi rasanya seperti ada setan yang datang dari langit dan membawa anak kami pergi."
(roy/roy)[Gambas:Video CNBC]