Dahsyat! Nilai Startup RI & Asia Tenggara Diramal Rp 14.300 T

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 August 2021 13:40
TANPA INDONESIA 3 STARTUP INI TIDAK JADI UNICORN Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan venture capital, Jungle Ventures memprediksi valuasi gabungan startup di Asia Tenggara bisa mencapai US$1 triliun (Rp14.374 triliun) pada 2025. Jumlah itu berkisar tiga kali lipat dari pendapatan saat ini.

Dalam perhitungan perusahaan itu melihat adanya 31 startup dengan nilai minimun US$250 juta (Rp3,5 triliun) dan memperhitungkan masalah seperti anak transaksi modal ventura yang tidak bisa diungkapkan kepada publik.

Nilai gabungan tahun lalu adalah US$340 miliar (Rp4.887 triliun), dan disebutkan Mitra pendiri Jungle Ventures, Amit Anand berpotensi lebih besar dari jumlah tersebut. Menurutnya Jungle Ventures melakukan perhitungan sehingga tidak sulit membayangkan ada lebih banyak yang tidak terlihat.

"Jika Anda melihat tingkat pertumbuhan 3-5 tahun terakhir di Asia tenggara, jika terus berlanjut, Anda akan menuju satu triliun dolar bahkan sebelum 2025," kata Anand, dikutip CNBC Internasional, Senin (9/8/2021).

Sementara itu, dari segi pendanaan tidak ada kelangkaan untuk startup di kawasan ini. Startup Asia Tenggara dilaporkan mengumpulkan US$6 miliar (Rp86,2 triliun) dalam tiga bulan pertama 2021 ini.

Menurut Anand, investor mencari 'percepatan pertumbuhan' dalam investasi, dibandingkan dengan apa yang diterima dari industri batu bata dan mortir lain.

Dia menggambarkan lingkungan startup di Asia Tenggara memiliki keuntungan penggerak terakhir, perusahaan mendapat manfaat belajar dari keberhasilan dan kegagalan rekan mereka di AS, China dan India.

Di sisi lain, sejumlah startup Asia Tenggara juga berlomba untuk bisa go public. Sebut saja Grab yang mengumumkan pada April lalu, akan IPO melalui merger dengan SPAC senilai US$39,6 miliar (Rp569,2 triliun).

Sementara itu gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo, juga mengumumkan keinginannya untuk segera go public. Bukalapak satu langkah lebih maju dengan telah memulai debut nya pada Jumat (6/8/2021) lalu.

Anand mendukung upaya perusahaan untuk IPO. "Saya pikir ada banyak selera di di pasar IPO," ungkapnya.

Dia menambahkan investor mencari perusahaan baru, industri dan ekologi yang bisa menghasilkan keuntungan ekstra dari pasar.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Baru Disuntik Modal, Edutech Ini Pakai Teknologi 'AI'


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading