Vaksin Sinovac-Pfizer-AstraZeneca Vs Varian Delta, Kuat Mana?

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
04 August 2021 14:15
Otoritas kesehatan Chili merilis penelitian efektivitas vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer dalam melawan Covid-19 varian Delta. Hasilnya? Foto: Vaksin massal di Tangerang Selatan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas kesehatan Chili merilis data keefektivitas sejumlah vaksin. Salah satunya adalah Sinovac yang disebutkan 58,5% efektif mencegah penyakit simtomatik di antara jutaan warga Chili yang menerima suntikan pada Februari-Juli.

Chili diketahui memulai program vaksinasi sejak Desember tahun lalu. Saat ini sudah melakukan vaksin pada lebih 60% populasi dan menggunakan jenis salah satunya CoronaVac dari Sinovac.

Pejabat kesehatan setempat, Rafael Araos pada hari Selasa (3/8/2021), mengatakan antara Februari dan Juli vaksin memiliki efikasi 86% untuk mencegah rawat inap. Selain itu, vaksin China ini 89,7% efektif mencegah masuk perawatan insentif dan 85% mencegah kematian.

Capaian tersebut beberapa hal menurun dari penelitian yang sama dilakukan pada April lalu. Saat itu ditemukan CoronaVac 67% efektif mencegah penyakit simtomatik, 85% mencegah rawat inap dan 80% mencegah kematian.

Seiring berjalannya waktu, Araos mengatakan penurunan perlindungan vaksin tidak dapat dihindari. Terutama saat kedatangan dan peningkatan prevelansi strain yang lebih ganas seperti varian Delta.

"Jika varian Delta jadi lebih umum dan vaksin memiliki respon lebih lemah, kita bisa mengobservasi penurunan (keefektifan) lebih cepat," kata Araos, seperti dikutip Reuters, Rabu (4/8/2021).

Selain Sinovac, Chili juga mempublikasikan efektivitas dari vaksin jenis lain. Misalnya Pfizer yang efektif mencegah gejala Covid-19 pada periode yang sama sebesar 87,7%.

Selain itu vaksin yang sama ditemukan 98% efektif mencegah pasien masuk perawatan intensif. Serta Araos mengungkapakan Pfizer 100% efektif mencegah kematian.

Sementara AstraZeneca dikatakan 68,7% efektif untuk mencegah gejala dalam periode waktu yang sama. Sedangkan mencegah perawatan intensif sebesar 98% dan 100% cegah kematian.

Sebagai informasi, laporan itu meneliti diantara kelompok orang berbeda yang menerima dua vaksin tertentu, dosis parsial atau tidak divaksin sama sekali.

Dalam studi, bagian CoronaVac meneliti 8,6 juta orang, 4,5 juta orang pada Pfizer-BioNTech dan 2,3 juta untuk AstraZeneca.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Uji Klinis AS: Vaksin AstraZeneca Efektif 79% Lawan Covid-19


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading