
Riset: Antibodi Vaksin Covid Pfizer 10X Lipat dari Sinovac

Jakarta, CNBC Indonesia - Mereka yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech memiliki antibodi sepuluh kali lipat dari vaksin Sinovac. Ini merupakan penelitian dari University of Hong Kong.
Penelitian ini berdasarkan hasil pemantauan dari 1.442 tenaga kesehatan Hong Kong. Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal ilmiah Lancet pada pekan lalu, seperti dikutip dari AFP, Senin (19/7/2021).
Para peneliti mengatakan antibodi bukan satu-satunya ukuran keberhasilan vaksin dalam memerangi penyakit tertentu. Tetapi mereka memperingatkan "perbedaan konsentrasi antibodi penetralisir yang diidentifikasi dalam penelitian kami dapat diterjemahkan menjadi perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin," tulis para peneliti University of Hong Kong.
Dalam penelitian tersebut disebutkan mereka yang menerima vaksin Sinovac memiliki tingkat antibodi yang "mirip atau lebih rendah" dari pasien yang sembuh dari Covid-19.
Studi ini menambah semakin banyak bukti bahwa vaksin yang menggunakan teknologi mRNA perintis - seperti BioNTech dan Moderna - menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap virus corona Covid-19 dan variannya daripada metode yang lebih tradisional seperti menggunakan bagian virus yang tidak aktif (inactivated virus).
Vaksin tradisional lebih murah untuk diproduksi dan tidak rumit untuk diangkut dan disimpan, menjadikannya alat penting untuk memerangi pandemi di negara-negara berkembang dan miskin.
Melansir laman CDC Amerika Serikat (AS), vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru untuk melindungi dari penyakit menular. Untuk memicu respons kekebalan, banyak vaksin memasukkan kuman yang dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh. Namun vaksin mRNA berbeda.
Vaksin ini mengajari sel tubuh untuk membuat protein yang memicu respons imun dalam tubuh. Respons imun itulah yang akan menghasilkan antibodi yang melindungi tubuh dari infeksi virus.
Vaksin mRNA Covid-19 memberikan instruksi kepada sel-sel tubuh untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari protein lonjakan. Protein lonjakan ditemukan di permukaan virus penyebab Covid-19.
