Internasional

Jurus Baru Lawan Varian Delta, Pfizer Siapkan Suntikan ke-3

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 July 2021 08:15
A vial of the Pfizer-BioNTech vaccine for COVID-19 sits on a table at Hartford Hospital, Monday, Dec. 14, 2020, in Hartford, Conn. (AP Photo/Jessica Hill)
Foto: AP/Jessica Hill

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi yang juga memproduksi vaksin Covid-19, Pfizer, meminta regulator Amerika Serikat (AS) FDA untuk mengesahkan dosis ketiga vaksin buatannya. Ini sebagai booster dalam melawan varian Delta yang menyebar cukup masif.

Mengutip Reuters, Chief Scientific Officer Pfizer Mikael Dolsten mengatakan penurunan efektivitas vaksin yang baru-baru ini dilaporkan di Israel. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi pada orang yang telah divaksinasi pada Januari atau Februari.

Bahkan Kementerian Kesehatan Israel menyebut bahwa efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala akibat varian Delta turun menjadi 64% pada Juni. Hal itu tepat enam bulan setelah vaksinasi.

"Vaksin Pfizer sangat aktif melawan varian Delta," kata Dolsten dalam sebuah wawancara, dikutip Jumat (9/7/2021).

"Tetapi setelah enam bulan, kemungkinan ada risiko infeksi ulang karena antibodi berkurang."

Meski begitu, ia menekankan bahwa data dari Israel dan Inggris menunjukkan meski tingkat antibodi menurun vaksin tetap efektif. Bahkan, 95% ampuh melawan gejala yang parah.

Lebih lanjut, Dolsten menyebut bahwa data awal dari studi perusahaannya menunjukkan bahwa dosis penguat ketiga menghasilkan tingkat antibodi lima sampai 10 kali lipat lebih tinggi daripada setelah dosis kedua. Nantinya hasil penelitian ini akan diuji lebih jauh kepada 10 ribu sampel selama musim gugur

Meski penelitian belum sepenuhnya rampung, ia menyebut bahwa beberapa negara di dunia telah mendekati Pfizer untuk membahas dosis booster. Salah satunya Eropa.

"Beberapa negara di Eropa dan di tempat lain telah mendekati Pfizer untuk membahas dosis booster, dan beberapa mungkin mulai memberikannya sebelum otorisasi potensial AS," tambahnya.

Hal ini pun menjadi pertanyaan bagi beberapa peneliti di AS. Dr. William Schaffner, seorang ahli vaksin di Pusat Medis Universitas Vanderbilt. Ia mengatakan bahkan jika Pfizer berhasil mendapatkan boosternya yang disetujui untuk digunakan oleh FDA, itu hanyalah langkah pertama.

Ia menyebut bahwa efektivitas booster masih perlu ditinjau lagi oleh penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC. Setelahnya baru muncul rekomendasi.

"Ini tidak otomatis dengan cara apapun," katanya.

Tahun lalu Pfizer yang mengembangkan vaksin Covid-19 dengan mitra Jermannya, BioNTech, merilis data bahwa vaksin buatan mereka menunjukkan kemanjuran 95% melawan Covid-19. Data ini membuat negara-negara di dunia, terutama negara maju, berlomba-lomba untuk segera memboyong vaksin itu demi menyelesaikan pandemi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbandingan Vaksin Pfizer & Moderna Lawan Covid Varian Delta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular