
Fakta ASI yang Bisa Cegah dan Obati Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama lebih dari satu tahun terakhir, banyak penelitian mengenai Covid-19 mulai dari penularan hingga cara menanggulanginya. Salah satunya adalah mengenai Air Susu Ibu atau ASI terkait ibu yang terpapar virus.
Sejumlah penelitian menyebutkan ASI mampu mencegah dan mengobati virus Covid-19. Bahkan membantah anggapan jika ibu yang positif Covid-19 tidak boleh menyusui bayinya.
Penelitian mengenai ASI salah satunya dilakukan oleh URMC (University of Rochester Medical Center) dan sejumlah universitas lain melakukan penelitian mengenai ASI.
Judul penelitian mereka adalah "Characterization of SARS-CoV-2 RNA, Antibodies, and Neutralizing Capacity in Milk Produced by Women with COVID-19", demikian dikutip laman resmi Universitas, Rabu (7/7/2021).
Analis ini menggunakan 37 sampel susu dari 18 wanita yang terpapar virus. Hasilnya tidak ada sampel susu yang mengandung virus dan bahkan dua pertiga dari sampel mengandung dua antibodi khusus virus.
"Kami menemukan kada IgA tinggi, antibodi umum dalam darah dan cairan tubuh lainnya, dalam ASI. IgA bermigrasi dalam transfer mukosa, jadi mendorong transfer antibodi ibu," kata Mark Sangster, PhD.
Dia dan rekannya David Topham PhD merupakan profesor riset Departemen Mikrobiologi dan Imunologi. Mereka memiliki tugas mengukur tingkat antibodi.
Penelitian menemukan bayi masih bisa meminum ASI dari ibu yang positif. Para ibu tak akan menularkan virus bahkan bisa memberikan antibodi bawaan yang menetralisir Covid-19.
Pemisahan ibu yang terpapar virus dengan bayinya juga tidak diperlukan lagi. Melansir Scitechdaily, rekan investigator dan asisten profesor di Departemen Pediatri URMC, Bridget Young, pemisahan ibu dan bayi dilakukan jika dibutuhkan secara medis.
"Kami menemukan kadar IgA tinggi, antibodi umum dalam darah dan cairan tubuh lainnya, dalam ASI. IgA bermigrasi dalam transfer mukosa, jadi mendorong transfer antibodi ibu," kata Mark Sangster, PhD.
Setelah penelitian ini, Young mengharapkan bisa direplikasi oleh kelompok lebih besar, Selain itu dia mengatakan juga membutuhkan pemahaman soal dampak vaksin bagi ASI dengan cara yang sama.
