Fakta ASI yang Bisa Cegah dan Obati Corona

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 July 2021 07:30
Ilustrasi Ibu Menyusui
Foto: Ilustrasi Ibu Menyusui (AP Photo/Bullit Marquez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama lebih dari satu tahun terakhir, banyak penelitian mengenai Covid-19 mulai dari penularan hingga cara menanggulanginya. Salah satunya adalah mengenai Air Susu Ibu atau ASI terkait ibu yang terpapar virus.

Sejumlah penelitian menyebutkan ASI mampu mencegah dan mengobati virus Covid-19. Bahkan membantah anggapan jika ibu yang positif Covid-19 tidak boleh menyusui bayinya.

Penelitian mengenai ASI salah satunya dilakukan oleh URMC (University of Rochester Medical Center) dan sejumlah universitas lain melakukan penelitian mengenai ASI.

Judul penelitian mereka adalah "Characterization of SARS-CoV-2 RNA, Antibodies, and Neutralizing Capacity in Milk Produced by Women with COVID-19", demikian dikutip laman resmi Universitas, Rabu (7/7/2021).

Analis ini menggunakan 37 sampel susu dari 18 wanita yang terpapar virus. Hasilnya tidak ada sampel susu yang mengandung virus dan bahkan dua pertiga dari sampel mengandung dua antibodi khusus virus.

"Kami menemukan kada IgA tinggi, antibodi umum dalam darah dan cairan tubuh lainnya, dalam ASI. IgA bermigrasi dalam transfer mukosa, jadi mendorong transfer antibodi ibu," kata Mark Sangster, PhD.

Dia dan rekannya David Topham PhD merupakan profesor riset Departemen Mikrobiologi dan Imunologi. Mereka memiliki tugas mengukur tingkat antibodi.

Penelitian menemukan bayi masih bisa meminum ASI dari ibu yang positif. Para ibu tak akan menularkan virus bahkan bisa memberikan antibodi bawaan yang menetralisir Covid-19.

Pemisahan ibu yang terpapar virus dengan bayinya juga tidak diperlukan lagi. Melansir Scitechdaily, rekan investigator dan asisten profesor di Departemen Pediatri URMC, Bridget Young, pemisahan ibu dan bayi dilakukan jika dibutuhkan secara medis.

"Kami menemukan kadar IgA tinggi, antibodi umum dalam darah dan cairan tubuh lainnya, dalam ASI. IgA bermigrasi dalam transfer mukosa, jadi mendorong transfer antibodi ibu," kata Mark Sangster, PhD.

Setelah penelitian ini, Young mengharapkan bisa direplikasi oleh kelompok lebih besar, Selain itu dia mengatakan juga membutuhkan pemahaman soal dampak vaksin bagi ASI dengan cara yang sama.

Hasil yang sama juga ditemukan oleh tim peneliti dari Beijing University dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Profesor Tong Yigang dari Beijing University mengumpulkan studi tentang ASI dari tahun 2017, atau jauh sebelum pandemi merebak. Studi menguji beragam jenis sel dari sel ginjal hewan hingga sel paru-paru dan usu anak muda dan menghasilkan ASI bisa membunuh sebagian besar strain virus.

Melansir South China Morning Post, Tong Yigang dan tim menampurkan sejumlah sel sehat ke ASI manusia. Setelah itu mencucinya dan mengekspor sel ke virus.

Dari hasil pengamatan terlihat hampir tidak ada pengkatan atau masuknya virus ke sel tersebut. Pengobatan juga terlihat menghentikan replikasi virus dalam sel yang teringfesi.

ASI dapat menghalau infeksi, selain itu ASI disebutkan memiliki dampak untuk menekan bakteri dan virus seperti HIV.

Untuk virus Corona, menurut tim peneliti, virus itu sensitif untk sejumlah protein antivirus yang terkenal dalam susu seperti laktoferin. Namun mereka tidak menemukan satu protein yang bisa bekerja seperti yang diharapkan.

Selain itu disebutkan pula bahan yang disukai menghambat virus yaitu whey, mengandung sejumlah protein. Para peneliti di sisi lain belum mengatakan ASI dapat menghilangkan virus dengan jenis sel lebih luas namun mereka menyebutkan tidak jelas mengenai penyebab perbedaannya

WHO juga telah melakukan studi terkait ASI dengan Covid-19. Lembaga itu jadi salah satu yang mendorong ibu positif terus menyusui bayinya.

Studi yang dilakukan WHO menggunakan subyek berjumlah 46 ibu positif. Hasilnya menunjukkan anak yang mendapatkan ASI dari ibu yang terpapar Covid-19 tidak terinfeksi virus.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular