Ini Keunggulan Fintech Syariah Dibanding Konvensional

Tech - Rahajeng KH, CNBC Indonesia
23 June 2021 15:17
Berkah Pendanaan Kala Pandemi Bersama Dana Syariah Indonesia (CNBC Indonesia TV) Foto: Berkah Pendanaan Kala Pandemi Bersama Dana Syariah Indonesia (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Founder & CEO PT Dana Syariah Indonesia, Taufiq Aljufri mengungkapkan skema pendanaan syariah memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan konvensional, dan semakin terlihat ketika pandemi Covid-19 melanda. Dibandingkan pendanaan konvensional, skema syariah memiliki transparansi, keadilan dan tidak saling menjatuhkan antara pemilik dana dan peminjam dana.

Selain itu, skema syariah juga menjunjung tinggi etika bisnis. Taufiq mengatakan ketika banyak dispute antara pemilik modal dan perusahaan ketika pandemi melanda, pendanaan syariah tidak mengalaminya.

"Keunggulan lainnya, dana syariah fokus di bidang properti dan menjanjikan imbal hasil yang relatif tinggi dibandingkan instrumen pendanaan lain. Imbal hasilnya bisa 15-18% per tahun," kata Taufiq pada CNBC Indonesia Fintech Week "The Future of Fintech: New Normal Era", Rabu (23/06/2021).

Dia mengungkapkan PT Dana Syariah Indonesia masuk ke bidang yang memberikan potensi imbal hasil tinggi, dan bisa mendapatkan agunan berupa fixed aset properti. Menurutnya properti menjadi agunan terbaik karena nilainya yang terus naik.

"Yang menarik karena kami menggunakan teknologi dana syariah tidak khusus buat umat muslim tapi semuanya. Tapi kami juga hadir untuk 87% masyarakat muslim Indonesia yang mengingkan dan produktif yang sesuai keyakinannya yakni skema syariah," kata dia.

Saat ini 60% dari profile lender di Dana Syariah adalah yang berusia di bawah 35 tahun, dan sisanya berusia di atas 36 tahun hingga usia pensiun. Taufiq mengatakan hal ini menandakan pendanaan syariah sudah menarik minat masyarakat muda.

Sebagai upaya untuk menjaga sustainability bisnisnya, perusahaan akan menggunakan rating yang akan dibagi dalam tiga kategori risiko. Saat ini yang sudah berjalan dalam membedakan profil risiko adalah saat menegosiasikan pada peminjam. Peminjamnya pun bisa pelaku di industri properti ataupun individu yang bergerak di sektor properti, karena ada persyaratan agunan dan bentuknya aset tetap.

"Jadi developer sudah ada calon pendana, kalau pembeli sudah fix, harga sudah fix, dari keuntungan itu yang dinegosisasi. Makanya itu yang membuat ada variasi imbal hasil," kata Taufiq.

Untuk mitigasi risiko dari sisi borrower menurutnya bisa dianalisis dengan teknologi untuk mengetahui kemampuan dan kesediaan untuk membayar. Dengan skema syariah menurut Taufiq yang menonjol adalah transparansi penggunaan dana, sehingga peminjam pun akan diminta untuk transparan untuk menujukan harga pokok dan seberapa besar keuntungan.

"Kami menggunakan prinsip berbagi hasil atas transaksi jual beli, kami menerapkan dengan pembeli pasti dan harga pasti, jadi kita bisa menegosiasikan berapa imbal hasil yang fix. Banyak yang mengira ini fixed kaya konvensional. Tapi pembeli sudah pasti dan keuntungan sudah pasti jadi di aplikasi ada imbal hasil yang angkanya pasti," katanya.

Saat ini perusahaan masih akan fokus pada pendanaan di sektor properti, sebagai salah satu pendorong perekonomian.

"Kalau dilihat dari sektor bisnis properti, punya sektor ikutan 179 sub sektor lainnya. Kalau fokus di sini akan ada dampak ikutan yang positif di sub sektor yang lain. Dengan sektor properti saja Dana Syariah sibuk. Kami juga pengalaman 12 tahun di sektor properti kami akan mendalami layanan di sektor properti," kata dia.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kebal Covid-19, Bisnis Dana Syariah Tumbuh 300% di Pandemi


(rah/rah)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading