
Potensi Keuntungan Lebih Tinggi, Ini Risiko P2P Syariah

Jakarta, CNBC Indonesia - Skema pembiayaan melalui fintech peer to peer lending (P2P) syariah semakin diminati, karena disebut memberikan keuntungan yang lebih tinggi. CEO & Founder PT Dana Syariah Indonesia Taufiq Aljufri mengatakan pembiayaan syariah memberikan keuntungan tiga kali lipat lebih besar dibandingkan konvensional.
Meski demikian, dia tetap mengingatkan ada risiko pada pembiayaan syariah. Salah satu risiko tersebut adalah gagal bayar dan masih rendahnya literasi terkait P2P syariah.
Dia mencontohkan, pada masa pandemi ada beberapa borrower atau peminjam yang harus menunda pembayaran akibat kondisi yang tidak menentu.
"Kalau di fintech itu OJK menerapkan aturan sampai 3 bulan masih belum tergolong macet. Tapi setelah 3 bulan harus digolongkan macet sehingga kami boleh melakukan mengeksekusi agunannya, walaupun secara syariah tidak boleh represif, jadi ada cara-cara mengakuisisi agunan," ujarnya dalam Fintech Week CNBC Indonesia, Rabu (20/7/2022).
Dia menegaskan pihaknya terus berusaha untuk meminimalkan resiko dengan tools teknologi. Dengan begitu, jika terjadi gagal bayar terjadi masih ada jaminan aaset tetap.
Untuk Dana Syariah yang fokus ada segmen properti, maka seluruh pinjaman atau skema pembiayaannya memiliki agunan berupa aset tetap properti. Taufiq mengatakan potensi risiko dimitigasi dengan aman, terutama dengan adanya aset tetap.
"Jadi masih ada di backup lagi dengan agunan properti yang fix asset," terangnya.
Selain risiko gagal bayar, literasi masyarakat tentang P2P syariah pun masih menjadi tantangan, karena masih banyak yang belum memahami. Akibatnya pemanfaatannya pun masih kurang maksimal dibandingkan potensi yang ada. Padahal, dengan kecenderungan inflasi tinggi saat ini bisa dijadikan kesempatan.
"Skema syariah ini sekali akad, maka marginnya itu berlaku sampai akhir tenor. Sementara akad yang non-syariah akan ikut fluktuasi kalau inflasi, bunga, atau margin naik, bahkan bisa lompat," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap Jadi Juara di ASEAN, Kepoin Potensi Ekonomi Digital RI
