
Wah Kacau! Akun WhatsApp Puluhan Jurnalis di Gaza Diblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa jam setelah gencatan senjata terbaru antara Israel-Palestina yang berlaku di Jalur Gaza, sejumlah jurnalis Palestina di daerah wilayah pantai - termasuk kepala koresponden Al Jazeera Wael al-Dahdouh dan reporter Hisham Zaqqout - baru menyadari bahwa akun WhatsApp mereka diblokir.
Padahal, akses messenger WhatsApp adalah alat penting digunakan untuk berkomunikasi dengan para narasumber sumber, editor, dan dunia di luar Jalur yang diblokade.
Menurut Associated Press, dikutip dari Al Jazeera, sebanyak 17 jurnalis di Gaza mengonfirmasi akun WhatsApp mereka telah diblokir sejak Jumat (21/5). Hingga Senin (25/5) tengah hari, hanya empat jurnalis - yang bekerja untuk Al Jazeera - yang mengonfirmasi akun mereka telah dipulihkan
Insiden tersebut menandai langkah terbaru terkait dengan pemilik WhatsApp yakni Facebook Inc yang telah membuat pengguna di Palestina atau negara sekutunya bingung mengapa mereka menjadi sasaran perusahaan milik Mark Zuckherberg itu, atau apakah memang mereka sengaja menjadi sasaran pemblokiran tersebut.
Sebanyak 12 dari 17 jurnalis yang dihubungi AP mengatakan mereka pernah menjadi bagian dari grup WhatsApp yang menyebarkan informasi terkait operasi militer Hamas.
Al-Dahdouh mengatakan aksesnya ke WhatsApp diblokir sekitar fajar pada Jumat pekan lalu sebelum dipulihkan pada Senin pekan ini. Dia mengatakan wartawan yang berlangganan informasi soal kelompok Hamas hanya untuk mendapatkan keterangan berita yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan jurnalistik.
Berbicara kepada Al Jazeera, koresponden mengatakan dia terkejut ketika dia menerima pesan dari WhatsApp yang menyatakan bahwa akunnya telah diblokir sepenuhnya dan tanpa batas waktu, bertepatan dengan deklarasi gencatan senjata pada pukul 2 pagi (2300 GMT) Jumat pekan lalu.
"Ini mengejutkan dan tidak dapat dibenarkan" kata Zaqqout, kolega al-Dahdouh. Tak bisa dibenarkan lantaran tidak ada pelanggaran terhadap kebijakan konten dan persyaratan penggunaan yang dilakukan.
Zaqqout juga mengatakan bahwa dia telah menerima banyak peringatan dari Facebook bahwa akunnya sendiri - diautentikasi dengan tanda centang biru - mungkin akan dihapus, dia mengklaim itu melanggar persyaratan penggunaan.
Akun WhatsApp para jurnalis diblokir selama 3 hari sebelum akhirnya diaktifkan kembali pada Senin kemarin, setelah manajemen media asal Qatar itu mengkomunikasikan dengan administrasi WhatsApp di Amerika Serikat.
"Grup dan percakapan telah kembali, tetapi konten dihapus, seolah-olah Anda bergabung dengan grup baru atau memulai percakapan baru," kata al-Dahdouh.
"Saya kehilangan informasi, gambar, nomor, pesan, dan komunikasi."
Al Jazeera mengatakan akun WhatsApp jurnalisnya di Gaza telah diblokir oleh 'tuan rumah' alias pemilik WhatsApp (Facebook) tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Al Jazeera ingin menekankan bahwa jurnalisnya akan terus menggunakan akun WhatsApp mereka dan aplikasi lain untuk tujuan pengumpulan berita dan komunikasi pribadi," kata jaringan berita itu kepada AP.
"Jangan pernah, biarkan jurnalis Al Jazeera menggunakan akun mereka untuk tujuan apa pun selain untuk penggunaan pribadi atau profesional."
Kantor jaringan berita asal Qatar yang berbasis di Gaza itu dihancurkan selama perang oleh serangan udara Israel yang merobohkan perumahan dan menara perkantoran bertingkat tinggi, yang juga menjadi basis kantor The Associated Press.
Kelompok kebebasan pers menuduh militer Israel, yang mengklaim gedung itu menampung intelijen militer Hamas, mencoba menyensor liputan serangan udara. Militer Israel menelepon memberi peringatan agar para penghuni gedung satu jam sebelumnya untuk mengungsi.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serangan Gaza, Israel Klaim Tewaskan Komandan Militer Hamas