Cara Kerja Iron Dome, Perisai Israel dari Roket Palestina

Roy, CNBC Indonesia
19 May 2021 14:55
Israeli Iron Dome air defense system launches to intercept rockets fired from Gaza Strip, in Ashkelon, southern Israel, Tuesday, May 11, 2021. (AP Photo/Ariel Schalit)
Foto: Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, di Ashkelon, Israel selatan, Selasa, 11 Mei 2021. (AP Photo / Ariel Schalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome menjadi perbincangan publik karena sistem pertahanan berbasis darat ini mampu mengintervensi roket dan artileri yang ditembakkan Hamas Palestina.

Dalam sepekan terakhir, Palestina sudah menembakkan setidaknya 2.800 roket ke Israel dengan total korban di pihak Israel mencapai 10 orang.

Lantas, bagaimana cara kerja Iron Dome?

Iron Dome merupakan sistem pertahanan anti rudal, yang mencegat rudal yang memasuki wilayah Israel dengan menembakkan rudal. Sistem ini juga menggunakan teknologi radar.

Cara kerjanya, radar akan mendeteksi objek seperti rudal yang masuk wilayah udara Israel. Informasi ini kemudian diproses. Kemudian nantinya akan diketahui informasi tentang kecepatan, dan lintasan jalur terbang objek itu.

Setelahnya rudal pangkalan akan dikirim untuk mencegat roket tersebut dengan meledakkan muatannya di dekat objek sehingga roket hancur di udara. Dalam peluncuran rudal pangkalan ini diperhatikan variabel lain seperti atmosfer dan pola cuaca

Mengutip Middle East Eye, Rabu (19/5/2021), Iron Dome mirip dengan sistem anti-rudal milik Amerika Serikat bernama Patriot dan S-400 milik Rusia. Perbedaannya terletak pada jangkauan dan jenis objek yang bisa dihancurkan.

Iron Dome disebut hanya mampu mendeteksi objek asing yang mengancam sejauh 4-70 kilometer (km). Sementara S-400 milik Rusia bisa menjangkau hingga 400 km. Sebab itulah Iron Dome dikhususkan untuk mencegat ancaman jarak dekat di darat dan laut.

Israel sendiri mengklaim keberhasilan Iron Dome dalam mencegat roket mencapai 90%. Namun ilmuwan MIT Theodore Postol ragu dengan itu. Ia memprediksi keberhasilan sebenarnya Iron Dome hanya 5%. Menurutnya rudal milik Iron Dome memang mampu memengaruhi objek yang masuk tetapi tidak menghancurkan muatan yang dibawanya.

Lantas, apa risiko Iron Dome?

Pada April 2021, mantan tentara Israel meluncurkan gugatan class action terhadap Kementerian Pertahanan Israel yang mengklaim bahwa mereka menderita kanker karena waktu yang dihabiskan untuk mengoperasikan Iron Dome.

Iron Dome dijuluki sistem "pemanggang roti" dan membandingkan paparan radar sistem dengan paparan radiasi yang ditemukan di dalam microwave. Israel menolak hubungan antara penyakit kanker dengan sistem itu.

"Ketika Anda berada di dekat radar, Anda benar-benar merasakan tubuh mendidik dari dalam ke luar ... jika Anda mencoba membayangkan apa yang terjadi pada makanan ketika berada di microwave, itu seperti itu," ujar Johanthan Maimovich, mantan operator Iron Dome.


(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Panik Lihat Bola Api di Langit, NASA Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular