Emiten Latah Go Digital, Baik atau Buruk buat Sahamnya?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 April 2021 17:35
INFOGRAFIS, Sejumlah Alasan Saham BBNI Layak untuk Dikoleksi
Foto: Infografis/ Sejumlah Alasan Saham BBNI Layak DIkoleksi/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kakap banyak yang latah merambah bisnis digital seperti bank digital hingga dompet digital. Lalu apakah hal ini akan menjadi kabar baik, atau kabar buruk?

Thomas Nugroho, Head of Retail Equity RHB Sekuritas Indonesia menjabarkan jika ada rencana bisnis dan eksekusinya bagus tentunya shifting dari perusahaan konvensional menjadi digital akan menjadi kabar baik.

Namun jika tidak tepat guna maka akan jadi kebalikan. Saat ini menurutnya banyak emiten yang akan merekrut tenaga ahli digital untuk ekspansi ke bisnis digital, dan diharapkan semua akan menjadi kabar baik.

"Emiten akan rekrut tenaga ahli digital, untuk ekspansi di bisnis digital, hopely semua akan good news," paparnya dalam InvesTime CNBC Indonesia, Jumat malam, (23/04/2021).

Beberapa emiten sebenarnya core bisnis (bisnis utamanya) bukan di digital, namun mereka pun tak mau ketinggalan untuk merambah bisnis digital. Dia mencontohkan Unilever yang core bisnisnya bukan digital.

Namun jika Unilever bisa memanfaatkan menjadi tepat guna misalnya dengan bersinergi dengan e-commerce, logistik didigitalkan, dan dikombinasikan dengan digital apps maka akan menjadi hal yang berguna bagi Unilever.

"Misalnya mereka distribusi yang jauh ke area yang jauh di area demografis Indonesia yang ada jauh di sana, tentu akan jadi cost lebih murah gak usah distributor-distributor chain lagi," tuturnya.

Menurutnya contoh semacam ini adalah penggunaan yang tepat, sehingga tidak harus perusahaan yang memiliki core bisnis di sektor digital. "Jadikan shifting ini akan jadi langkah tepat kalau eksekusi tepat," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan saat awal-awal masuk ke sektor digital akan banyak (Capital Expenditure/Capex) yang dikeluarkan. Saat start up tekno memulai bisnisnya makan akan ada penetrasi terlebih dahulu pada pengguna dan lainnya.

Analogi ini menurutnya sama dengan saat emiten kakap masuk ke digital atau mengembangkan bisnisnya ke digital. Akan banyak Capex yang dikeluarkan.

Dalam kurun waktu 3-5 tahun akan ada beberapa variable cost di depan yang digunakan untuk promosi, awareness, dan lainnya.

"Memang revenue belum ada pengeluaran ada yang cukup besar by the time. After 5 tahun jika sudah accept orang gak bisa lepas dari produk akan jadi otomatis revenue," tuturnya. 


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Menanjak, Pembayaran Utang BUMI Bakal Lancar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular