
500 Juta Data Pengguna Dikabarkan Bocor, Ini Fakta Sebenarnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu terakhir dikabarkan data pengguna di sejumlah platform termasuk 500 juta Facebook bocor. Namun ternyata kejadiannya bukan kebocoran data melainkan scrapping.
"Kebocoran kan seseorang yang masuk ke dalam. Untuk Facebook dan Linkedin ini memang murni scrapping," kata Cyber Security Researcher, Teguh Aprianto dalam Diskusi Publik Perlindungan Konsumen 'Ratusan Juta Data Pengguna Media Sosial di Jebol' di kanal Youtube BPKN-RI, Kamis (15/4/2021).
Dia menyebutkan insiden ini kelalaian bukan hanya dari pihak platform, tapi juga berasal dari pengguna. Sebab sejumlah data memang diatur untuk terlihat secara publik.
Dengan membuatnya menjadi publik, saat ada kejadian tersebut tidak bisa dicegah lagi.
"Misalkan di Facebook ada di profile tuh ada about biasanya orang enggak tahu tanggal lahir harus disembunyiin, harus diset di only me doang phone number juga begitu harus diganti. Kalau bahasa Indonesianya 'hanya saya'. Orang lain enggak bisa kena," jelasnya.
Jadi data scrap uang diambil merupakan data publik bukanlah data sensitif. Meskipun ada data sensitif itu, teguh mengatakan kemungkinan karena ada kelalaian individu dan platform.
Menurutnya data yang di-scrap itu bukanlah pelanggaran data. Platform juga diharuskan dapat meminimalisir scrapping data.
"Makanya Twitter dapat akses API dulunya bebas sekarang semacam form registrasi harus dijelaskan tujuannya apa. Mengisi form sembarangan ga bakalan approve. Makanya platform meminimalisir data yg bisa discrap dilakukan diotomasi. Salahnya di dua pihak," ungkap Teguh.
Sebelumnya, Facebook juga tidak berencana memberitahu 500-an juta pengguna yang terdampak atas kejadian ini. Beberapa waktu lalu, juru bicara perusahaan menyebutkan pihaknya tidak yakin punya visibilitas untuk memberitahu pengguna.
Salah satu alasannya karena data yang tersedia itu berupa data umum. Facebook mengatkan tidak ada data penting termasuk keuangan, kesehatan atau password dalam insiden tersebut, dikutip Reuters.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Uji Layanan Keamanan Siber Fortinet di Sektor Keuangan
