Begini Gejala Pembekuan Darah Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
15 April 2021 18:55
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan vaksin Corona Johnson & Johnson dihentikan sementara. Ini lantaran kasus pembekuan darah kembali ditemukan pada penerima vaksin Corona, kini usai disuntik vaksin Johnson & Johnson.

Temuan ini pun membuat beberapa negara yakni Amerika hingga Afrika Selatan memutuskan menghentikan sementara penggunaan vaksin tersebut.

Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky memberikan penjelasan terkait gejala yang timbul jika terjadi pembekuan darah pasca-vaksinasi.

Walensky mengatakan bahwa gejala trombosis vena serebral atau pembekuan darah parah terkait lainnya mungkin termasuk sakit kepala parah, sakit perut, sakit kaki atau sesak napas, semuanya mengarah ke kunjungan gawat darurat.

"Yang penting kami memiliki dua vaksin lain yang diizinkan untuk digunakan di negeri ini. Sekali lagi kami tidak melihat kejadian ini dengan dua vaksin lainnya dengan Pfizer dan Moderna," kata dia, seperti dikutip dari AP, Kamis (15/4/2021).

CDC pun memberi panduan yang perlu diperhatikan yakni bagi yang sudah mendapatkan vaksin Johnson & Johnson. Menurutnya bagi mereka yang sudah di vaksin Johnson & Johnson lebih dari sebulan lalu maka risiko penggumpalan darah sangatlah rendah.

Namun bagi mereka yang menerima vaksin baru-baru ini, artinya dalam beberapa minggu terakhir, mereka harus menyadari gejalanya dan segera mencari bantuan medis jika ada gejala yang memprihatinkan.

"Namun saya ingin mengulang lagi kepada kelompok ini bahkan dalam kelompok ini bahwa peristiwa ini sangat jarang terjadi," ungkap ia.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPOM Beri Alasan Tunda Izin Pakai Vaksin AstraZeneca di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular