Ini Dia 5 Mata Uang Crypto yang Gerogoti Emas Hingga Saham

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 April 2021 05:40
bitcoin
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang kripto kini semakin diperhitungkan sebagai aset investasi. Hal tersebut dimulai sejak tahun lalu setelah investor institusional mulai memasukkan bitcoin dalam portofolionya. Harga bitcoin CS menjadi melesat gila-gilaan, hingga terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Investor kawakan, Paul Tudor Jones Dalam acara "Squawk Box" CNBC International pada bulan Mei lalu, Jones mengatakan bitcoin merupakan "spekulasi yang sangat bagus", dan ada sekitar 2% bitcoin dalam portofolio investasinya.

"Lebih dari 1% aset saya saat ini adalah bitcon, mungkin hampir 2%, dan itu terlihat sebagai angka yang tepat untuk saat ini," kata Jones sebagaimana dilansir CNBC International.

Bagi para pelaku pasar, investasi Jones di bitcoin menjadi sesuatu yang tidak biasa. Tetapi menurut Jones, bitcoin lebih baik ketimbang memang uang tunai, seperti dolar Amerika Serikat (AS).

"Jika anda memegang uang tunai, ada tahu bank sentral memiliki tujuan mendepresiasi nilai tukar sebesar 2% per tahun. Jadi pada dasarnya memegang uang tunai sama dengan membuat aset anda dengan percuma," katanya.

Penguatan mata uang kripto semakin tidak terbendung setelah perusahaan-perusahaan raksasa seperti Tesla hingga Visa juga berinvestasi di mata uang kripto. Ditambah lagi bank investasi papan atas yang memberikan layanan investasi ke mata uang kripto.

Dengan mulai masuknya mata uang kripto dalam portofolio investasi, tentunya porsi ke aset lainnya akan berkurang seandainya tidak ada penambahan modal. Hal tersebut membuat bitcoin CS perlahan mulai menggerogoti aset-aset lainnya, seperti emas hingga saham. Kapitalisasi pasar mata uang kripto pun terus menanjak.

Yang paling kentara yakni pasar emas yang terus digerogoti oleh bitcoin. Maklum saja, bitcoin digadang-gadang sebagai emas digital.

"Adopsi bitcoin oleh investor institusional baru saja dimulai, sementara emas sudah diadopsi sejak lama. Jika tesis tersebut benar, maka harga emas akan menderita akibat beralihnya aliran investasi dalam beberapa tahun ke depan," tulis ahli strategi dari bank JP Morgan sebagaimana dikutip Kitco pada Agustus tahun lalu.

Prediksi tersebut mulai terbukti, JP Morgan di awal bulan ini melaporkan pada periode Oktober 2020 hingga Maret 2021, terjadi capital outflow dari ETF emas sebesar US$ 20 miliar, sebaliknya terjadi capital inflow sebesar US$ 7 miliar ke bitcoin.

Fenomena berpindahnya investasi dari aset-aset konvensional ke bitcoin sudah terjadi, dan ke depannya kemungkinan bisa lebih besar lagi, khususnya dari emas. Penyebabnya, millennial lebih memilih bitcoin ketimbang emas.

Hasil survei deVere Group, perusahaan financial advisory independen dan fintech, terhadap 700 lebih millennial di berbagai negara, sebanyak 67% menyatakan mereka memilih bitcoin sebagai aset aman (safe haven) ketimbang emas.

Millennial akan menjadi kunci penting bagi masa depan bitcoin, sebab berdasarkan hasil survei DeVere, akan ada transfer kekayaan antar generasi yang besar. Berdasarkan estimasi, transfer kekayaan tersebut mencapai US$ 60 triliun dari generasi baby boomers ke millennial.

Artinya ketika transfer kekayaan itu terjadi, dengan preferensi millennial saat ini, maka pangsa pasar aset-aset investasi konvensional seperti emas dan saham akan tergerus. Kapitalisasi pasar bitcoin saat ini sudah terus menanjak, akibat harganya yang meroket sejak tahun lalu. Berdasarkan data Coin Market Cap, Kapitalisasi pasar bitcoin saat ini mencapai US$ 1,135 triliun.

Tidak hanya bitcoin, harga serta kapitalisasi pasar mata uang kripto lainnya juga ikut terkerek naik.

HALAMAN SELANJUTNYA >> 5 Mata Uang Kripto Terpopuler, Ada yang Menguat Ribuan Persen

Bitcoin merupakan mata uang kripto paling populer dengan kapitalisasi terbesar. Seperti disebutkan sebelumnya, kapitalisasi pasar bitcoin mencapai US$ 1,135 triliun dari total US$ 2,1 triliun. Artinya lebih dari 50% kapitalisasi pasar mata uang kripto dimiliki oleh bitcoin.

Namun, meski bitcoin menjadi "raja" mata uang kritpo, tetapi persentase kenaikan harganya masih kalah jauh ketimbang yang lainnya.

Sepanjang tahun ini, harga bitcoin sudah melesat lebih dari 107% dan saat ini berada di atas US$ 60.000/BTC. Bitcoin kini kembali mendekati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 61.780,63/BTC yang dicapai pada 13 Maret lalu.

Sementara jika dilihat sejak akhir 2019 hingga saat ini harga bitcoin meroket lebih dari 730%

Setelah bitcoin ada ethereum yang merupakan mata uang kripto terpopuler kedua. Kapaitalisasi pasarnya mencapai US$ 248,5 miliar atau 11,8% dari total kapitalisasi pasar mata uang kripto.

Meski kapitalisasi pasarnya lebih kecil, tetapi penguatan harga ethereum nyaris dua kali lipat lebih besar ketimbang bitcoin di tahun ini. Sejak akhir 2020 hingga hari ini, ethereum melesat lebih dari 190%.

Begitu juga jika dibandingkan sejak akhir 2019, harga ethereum meroket hingga lebih dari 1560%.

Harga ethereum pada perdagangan hari ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.209,75/ETH, sebelum terkoreksi tipis.

Di urutan ketiga, mata uang kripto terpopuler ada binance coin, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 87,76 miliar atau menguasai 4%.

Harga binance coin melesat lebih tinggi lagi ketimbang bitcoin dan ethereum di tahun ini. Melansir data dari Coin Market Cap, sejak akhir 2020 hingga hari ini binance coin meroket lebih dari 1360%. Sementara sejak akhir 2019, harganya sudah meroket nyaris 4.000%

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ripple dan Tether Lengkapi 5 Besar

Di urutan ke-4 ada ripple yang memiliki 2,8% dari total kapitalisasi pasar mata uang kripto. Sepanjang tahun ini, ripple atau XRP membukukan penguatan lebih dari 500%. Sementara jika dilihat sejak akhir 2019, kenaikan XRP sebesar 600%

Berbeda dengan mata uang kripto pada umumnya, ripple atau XRP merupakan mata uang kripto yang tidak desentralisasi secara kepemilikan, sebab dikendalikan oleh Ripple Labs. Artinya, Ripple Labs memiliki kekuatan untuk mengendalikan nilai XRP, mirip dengan bank sentral yang bisa mempengaruhi nilai tukar dengan mengendalikan pasokannya.

Untuk diketahui ripple diciptakan oleh perusahaan Ripple Labs, merupakan sebuah protokol open source yang dirancang untuk menciptakan proses pembayaran, transfer dan pertukaran mata uang yang lebih cepat, transparan dan murah.

Ripple memiliki mata uang kripto yang disebut XRP, tetapi bagi khalayak umum ripple dan XRP ini adalah sama.

Ripple baru meroket di awal tahun ini merespon pernyataan hakim dalam kasus hukumnya dengan Security and Exchange Commission (SEC). SEC dalam hal ini menuntut perusahaan Ripple Lab karena menjual XRP tanpa didaftarkan sebagai sekuritas atau perusahaan meminta pengecualian.

SEC pada dasarnya melihat XRP sebagai sekuritas, sehingga harus didaftarkan terlebih dahulu sebelum dijual. Namun, hakim dalam kasus ini melihat XRP sebagai mata uang yang berbeda dengan bitcoin atau ethereum atau mata uang kripto lainnya.

"Menurut pemahaman saya, XRP tidak hanya hanya memiliki nilai seperti mata uang, tetapi juga kegunaan, dan kegunaan itu berbeda dengan bitcoin ataupun ethereum," kata hakim Sarah Netburn, sebagaimana dikutip CoinDesk, Senin (22/3/2021).

Melengkapi 5 besar mata uang kripto paling populer, ada tether, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 44,5 miliar atau sekitar 2,1% dari total market cap mata uang kripto.
Tether juga berbeda dengan mata uang kripto lainnya, karena tergolong stablecoin. Artinya volatilitas tether tidak besar. Sepanjang tahun ini saja tether hanya menguat 0,32%, sementara jika dilihat sejak akhir 2019, tether malah melemah 0,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular