9 Sisi Gelap Silicon Valley, si Lembah Teknologi AS

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 April 2021 17:40
Silicon Valley. (wikipedia.org)
Foto: Silicon Valley. (wikipedia.org)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga saat ini mungkin masih banyak orang yang bermimpi ingin pergi atau bahkan bekerja di Silicon Valley. Tempat di California AS itu merupakan rumah bagi sejumlah raksasa teknologi dunia.

Namun impian kadang tak seindah kenyataan. Silicon Valley ternyata menyimpan banyak sisi gelap juga, misalnya banyak kompetisi sejak muda dan bahkan terjebak dalam hype.

Berikut 10 sisi gelap Silicon Valley menurut sejumlah orang yang bekerja di sana maupun di komunitas teknologi, dikutip Business Insider, Senin (14/4/2021).

1. Bertemu Orang Arogan

Min Ju Lee dari Google X mengatakan bertemu banyak orang arogan di segi pendidikan. Menurutnya karena semua orang tua di sana memiliki gelar Ph.D dari universitas terbaik.

"Saya dibesarkan dengan lingkungan arogan secara pendidikan. Siswa dan orang tua tidak sopan mengenai siapa yang akan pergi ke komunitas kampus atau kampus kelas rendah (seperti SJSU atau San Jose State University dan bahkan sekolah berperingkat tinggi seperti UC Davis). Karena orang tua tiap orang memiliki gelar Ph.D dari Universitas terbaik," ungkapnya.

2. Hati-hati dengan Mentor Palsu
Banyak orang yang memproklamirkan diri sebagai penasihat untuk startup yang baru lahir. Namun sayangnya mereka hanya akan menghubungkan Anda pada orang yang tidak berguna.

Hal tersebut dikatakan oleh seorang pekerja di bidang kesehatan digital, Pallav Sharda. "Tebakan saya mereka melakukan itu untuk mengumpulkan startup yang bisa diberi saran, mereka berharap setidaknya salah satunya menggunakan Instagram," kata dia.

3. Tidak Ada Tempat bagi yang Berusia 40 Tahun ke Atas

Usia memang hanya soal angka. Namun tidak untuk ekosistem Silicon Valley hal itu merupakan penilaian keras. Bahkan ada orang yang tidak ingin bekerja dengan orang tua dan tidak memiliki karir kurang cemerlang dibandingkan mereka.

4. Kompetisi Dari Sejak Muda

Kompetisi di sana dimulai sejak usia muda. Para orang tua mendorong anak-anaknya melakukan di sana. Banyak anak yang harus ikut banyak les, termasuk mempersiapkan masuk perguruan tinggi bahkan sebelum SMA. Selain itu juga ada yang ikut les tambahan di luar kelas, bahkan jika mereka tidak membutuhkannya.

5. Terjebak Dalam Hype

Silicon Valley akan terasa seperti pusat semesta saat disana. Banyak orang yang percaya hal tersebut dan percaya ada kesempatan emas bekerja di wilayah tersebut. Namun percayalah tidak semua yang dikerjakan berhasil. Banyak proyek dan startup juga mengalami kegagalan.

6. Transportasi Masal Terburuk

Tempat terbaik untuk teknologi, namun bukan bagi transportasi masal. Misalnya Bay Area Rapid Transit tidak mengelilingi seluruh area. Belum lagi jika ingin ke bandara, masyarakat harus menggunakan 4 jaringan terpisah.

7. Teknologi Segalanya

Silicon Valley memang rumah bagi raksasa teknologi dunia dan menempatknya menjadi pusat segalanya. Non-tekno akan terlihat tidak penting di sana. Jika percaya dengan mitologi SiliValley, kemungkinan akan percaya teknologi adalah jawaban semua masalah.

8. Ketimpangan Sosial

Silicon Valley menjadi semacam jurang pemisah bagi kehidupan masyarakat. Akan terlihat perbedaan cukup signifikan bagi si kaya dan si miskin.

9. Kerja, Kerja, Kerja

Bagi pekerja di sana akan menemui jam kerja tanpa akhir serta gaya hidup bertekanan tinggi. Mungkin mereka tinggal di rumah mewah namun rata-rata teknisi di sana bekerja 10 jam sehari dengan menghabiskan waktu di jalan selama 1-2 jam.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular