
Google Menang Lawan Oracle di Pengadilan, Batal Bayar Rp130 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Google memenangkan proses pengadilan melawan Oracle dalam tuduhan pelanggaran hak cipta yang dilakukan raksasa mesin pencarian itu. Oracle sebelumnya mengatakan Google harus membayar US$9 miliar atau Rp130,6 triliun karena melakukan pelanggaran hak cipta.
Mahkamah Agung setempat memutuskan Google tidak melakukan pelanggaran hak cipta pada Oracle saat menyalin pemrograman potongan bahasa yang dibangun dalam sistem operasi Android.
Keputusan ini disambut gembira oleh pihak Google. Perusahaan menyebutkan ini jadi kemenangan bagi konsumen, interoperabilitas dan ilmu komputer.
"Keputusan tersebut memberikan kepastian hukum pada generasi pengembang berikutnya yang produk dan layanannya akan memberikan manfaat pada konsumen," ungkap Google, dikutip dari CNN, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu Oracle tetap pada pendiriannya jika Google melakukan tindakan pencurian. Perusahaan juga menuding Google menggunakan dominasi ekonomi untuk melawan peratrungan hukum yang mereka hadapi.
Hakim Stephen Bayer mengakui sulit untuk penerapan hak cipta secara tradisional dalam pemrograman software. Namun menurutnya Google hanya melakukan penyalinan pada hal yang dibutuhkan saja.
"Hanya yang dibutuhkan untuk memungkinkan pengguna menempatkan bakat yang dikumpulkan dalam program dan transformatif," kata Stephen Beyer.
Dia menambahkan saat Oracle mempermasalahkan hak cipta dapat menimbulkan adanya kerugian pada publik. Perusahaan akan jadi penjaga gerbang dan pemegang kunci dari kode yang akan digunakan oleh pihak lain.
Selain itu, pengadilan juga menolak mempertimbangkan untuk pertanyaan mengenai apakah API dapat dilindungi hak cipta.
Pada Oktober lalu, Oracle menyebut perilaku Google dapat merusak industri software. Para pengembang tidak diberikan penghargaan atas kerja yang mereka lakukan saat ada pihak lain yang menggunakan kodenya.
Sedangkan Google membalas Oracle dapat merusak industri software juga bila menang dalam pengadilan. Sebab perusahaan dirasa membangun rintangan hak cipta dan memaksa melakukan sesuatu saat ingin mengintruksikan komputer melakukan sesuatu.
Selain itu Oracle juga dirasa meminta untuk membayar lisensi pada perusahaan software paling dominan.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Google Nguping Aktivitas Online Anda, Ini Cara Stopnya