Wow! Bill Gates Dukung Cara Gila Redupkan Cahaya Matahari

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
30 March 2021 10:25
Workers are silhouetted against the rising sun as they toil on a new apartment building in Kansas City, Mo. Wednesday, April 8, 2020. Construction workers are among the people exempt from the city's stay-at-home order which remains in effect in an effort to slow the spread of the new coronavirus. (AP Photo/Charlie Riedel) Foto: Siluet pekerja saat supermoon di sebuah gedung apartemen baru di Kansas City, Mo. Rabu, 8 April 2020. (AP Photo/Charlie Riedel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah tim penelitian mencoba hal gila untuk mengatasi perubahan iklim. Mereka akan meredupkan cahaya matahari dengan memantulkannya kembali ke luar angkasa.

Penelitian ini dilakukan terbatas oleh proyek dari Harvard bernama Stratospheric Controlled Perturbation Experiment atau Scopex. Proyek ini sebagian memiliki pendanaan dari Program Penelitian Geoengineering Solar Univsitas Harvard, yang juga mencantumkan nama Bill Gates sebagai salah satu pendonor filantropisnya.

Proyek tersebut kemungkinan akan dimulai akhir tahun ini. Secara teori, proses bernama solar geoengineering didasarkan pada ide untuk mengurangi dampak pemanasan global dengan mengirimkan kembali cahaya matahari kembali ke ruang angkasa dengan menggunakan bahan kimia.

Dalam hal ini akan menggunakan kalsium karbonat atau pada dasarnya adalah debu kapur. Jadi akan ada balon yang akan menyebarkan bahan tersebut untuk mempelajari kelayakan dan resiko dari proses tersebut, dikutip Newsweek, Selasa (30/3/2021).

Namun proses ini cukup kontroversial di mata para ahli. Menurut mereka ada ketakutan melepaskan bahan kimia ke orbit dapat merusak tatanan alam termasuk membuat cuaca menjadi tidak dapat diprediksi hingga mengancam persediaan makanan dengan menyebabkan kekeringan.

Kekhawatiran bahkan juga disuarakan oleh pemimpin penelitian ini yakni profesor dari Universitas Harvard bernama Frank Keutsch. Dia bahkan menyebutkan proses ini sebagai konsep yang menakutkan.

Menurutnya, solar geoengineering hanya dapat dilakukan di masa depan pada wilayah tertentu yang terlalu hangat untuk ditinggali.

Saat ini, penelitian sedang dalam tahap untuk menentukan peluncuran balon yang diusulkan Swedish Space Corporation (SSC) bisa dilanjutkan. Jika izin berhasil dikantongi, maka uji coba akan dilakukan pada Juni 2021 dari Esrange Space Center di Kiruna Swedia.

Untuk penerbangan pertamanya, balon tidak langsung melepaskan bahan kimia. Tapi akan n menguji hardware dan software yang digunakan untuk uji coba di masa depan, termasuk baling-baling, daya, data, navigasi dan sistem komunikasi.

Tim peneliti mengatakan tujuan penerbangan tersebut untuk mengumpulkan data, dengan begitu akan mendapatkan informasi model komputer dengan lebih baik.

Laman Scopex dalam FAQ menyebutkan pengetahuan tersebut akan meningkatkan model berskala besar yang akan meningkatkan perkiraan efikasi dan resiko pada solar geoengineering. Mungkin seperti ada perbedaan namun ini penting.

"Kami tidak, misalnya, mengetahui apakah mungkin untuk mengembalikan cahaya matahari. Karena tidak ada kepastian ilmiah mengenai pertanyaan itu," ungkap tim penelitian.

Di masa depan, penerbangan balon itu akan membawa muatan 600 kg dengan ketinggian 12 mil atau 19,3 kilometer. Nantinya dalam muatan kecil berkisar 100 gram hingga 2 kilogram debu akan dilepaskan dengan tujuan untuk mempelajari perubahan pada atmosfer.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bill Gates Bicara Ancaman Lebih Ngeri dari Covid-19


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading