
2 Meninggal, Austria Setop Sementara Vaksinasi AstraZeneca

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Austria menyetop untuk sementara inokulasi dengan sejumlah vaksin Covid-19 dari AstraZeneca pada Minggu (7/3/2021). Ini menjadi tindakan pencegahan saat Austria menyelidiki dua laporan kematian pasca mendapatkan suntikan vaksin.
"Kantor Federal untuk Keselamatan dalam Perawatan Kesehatan (BASG) telah menerima dua laporan dalam hubungan sementara dengan vaksinasi dari batch yang sama dari vaksin AstraZeneca di klinik distrik Zwettl (di provinsi Lower Austria)," kata BASG.
Dilansir dari Reuters, seorang wanita berusia 49 tahun meninggal akibat gangguan koagulasi yang parah, sementara seorang wanita berusia 35 tahun mengalami emboli paru dan sedang dalam masa pemulihan. Emboli paru adalah penyakit paru-paru akut yang disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas.
"Saat ini tidak ada bukti hubungan kausal dengan vaksinasi," lanjut mereka.
Surat kabar Austria Niederoesterreichische Nachrichten serta penyiar ORF dan kantor berita APA melaporkan bahwa kedua wanita tersebut adalah perawat yang bekerja di klinik Zwettl.
BASG mengatakan pembekuan darah bukan salah satu efek samping vaksin. Tetapi itu untuk mengejar penyelidikannya untuk sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan tautan.
"Sebagai tindakan pencegahan, sisa stok batch vaksin yang terkena dampak tidak lagi dikeluarkan atau divaksinasi," tambahnya.
Sementara seorang juru bicara AstraZeneca mengatakan insiden ini tidak menimbulkan kejadian merugikan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin. Ia menambahkan bahwa semua batch tunduk pada kontrol kualitas yang ketat.
Menurut mereka, percobaan dan pengalaman dunia nyata sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif dan telah disetujui untuk digunakan di lebih dari 50 negara. AstraZeneca juga mengatakan telah melakukan kontak dengan otoritas Austria dan akan mendukung penuh penyelidikan.
Regulator Uni Eropa pada akhir Januari menyetujui produk tersebut, mengatakan itu efektif dan aman untuk digunakan. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pertengahan Februari mendaftarkan produk tersebut untuk penggunaan darurat.
Reaksi merugikan yang terlihat dalam uji coba sebagian besar berumur pendek dan masalah pembekuan darah juga tidak dilaporkan. Penilaian keamanan oleh regulator vaksin Jerman terhadap lebih dari 360.000 orang yang menerima vaksin AstraZeneca di negara tersebut antara peluncuran pada awal Februari dan 26 Februari menyimpulkan bahwa reaksi merugikan sejalan dengan profil keamanan yang dijelaskan dalam uji klinis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk, Relawan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Meninggal
