WHO: Efek Pandemi Covid-19 Lebih Traumatik dari Daripada WWII

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 March 2021 10:25
WHO
Foto: WHO

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 dianggap telah membuat trauma massal dalam skala yang lebih besar dibandingkan Perang Dunia ke II (World War II/WWII). Dampaknya pun akan terasa hingga bertahun-tahun yang akan datang.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom mengemukakan bukan tidak mungkin dampak dari pandemi akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.

"Setelah perang dunia kedua, dunia mengalami trauma massal karena perdang dunia kedua mempengaruhi banyak sekali nyawa. Dan sekarang, dengan adanya pandemi Covid ini, skalanya lebih besar, lebih banyak nyawa yang terpengaruh," kata Tedros.

"Hampir seluruh dunia terpengaruh. Setiap individu di permukaan dunia benar-benar terpengaruh. Ini berarti trauma massal yang lebih besar dari yang dialami setelah Perang Dunia II," sambungnya, dilansir CNBC International, Sabtu (6/3/2021).

Menurut Tedros, saat ada trauma massal hal tersebut akan memengaruhi suatu komunitas selama bertahun-tahun yang akan datang. Tedros mengatakan, pandemi akan tetap berpengaruh terhadap kesehatan dan mental manusia.

Pernyataan WHO mengemuka sebagai respons atas pertanyaan apakah negara-negara harus lebih mempertimbangkan dampak pandemi terhadap ekonomi dan kesehatan mental ke depannya. Tedros menekankan, kesehatan mental harus diutamakan.

"Jawabannya pasti, ya," kata Maria Van Kerkhove, Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis yang muncul di WHO.

"Ada ragam dampak yang ditimbulkan pada individu, apakah Anda kehilangan orang yang dicintai, atau anggota keluarga atau teman terkena virus ini. Entah Anda kehilangan pekerjaan, anak-anak tidak bersekolah, orang terpaksa tinggal di rumah dalam situasi yang sulit,"

Kerkhove menambahkan, bahwa dunia masih dalam fase akut dari pandemi terutama saat virus menyerang sebuah komunitas, dan menewaskan puluhan ribu orang setiap minggunya.

Kerkhove mengatakan, bagaimanapun para korban kesehatan mental atas pandemi akan muncul dan akan menjaid masalah besar dalam jangka panjang. Intervensi pemerintah perlu dilakukan dalam mengingatkan untuk tetap menjaga hal ini.

Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO meminta dengan tegas kepada masyarakat agar tidak hanya menyoroti korban pandemi pada kesehatan mental sebagai masalah, tetapi juga solusinya.

"Mengatakan bahwa kesehatan mental dan kesehatan psikologis berada di bawah tekanan adalah satu hal, itu benar. Tetapi kebalikannya adalah apa yang harus kita lakukan untuk mendukung, memberikan dukungan psikososial kepada masyarakat," katanya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Gua Wanling yang Diduga Asal Virus Corona di China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular