Bitcoin Disebut Gelembung Spekulatif, Waspada Risiko Bangkrut

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
04 March 2021 10:18
Harga Bitcoin anjlok
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Nada sumbang soal keberlangsungan harga Bitcoin kembali terdengar. Kritikan kali ini datang dari investor Wall Street Michael Burry.

Dalam tweetnya, dia memperingatkan harga Bitcoin saat ini tidak berkelanjutan. Burry menambahkan investor dapat mendapatkan kerugian yang signifikan akibat fenomena Bitcoin.

"$BTC adalah gelembung spekulatif yang menimbulkan banyak resiko daripada peluang walaupun banyak pendukungnya benar mengenai argumen mereka mengapa itu relevan dalam sejarah. Jika Anda tidak tahu berapa banyak leverage yang ada dalam run-up, mungkin Anda tidak cukup tahu untuk memilikinya," kata Michael Burry.

Namun menurut laporan Fortune tweet tersebut sekarang sudah dihapus, dikutip Kamis (4/3/2021).

Dia menyamakan kenaikan Bitcoin dengan kejadian kejauhan pasar perumahan tahun 2007 lalu. Dari sana, dirinya mendapatkan keuntungan besar.

"Mode hari ini (#BTC, #EV, SAAS #memestocks) seperti perumahan tahun 2007 dan fiber/.com/comm/routers taun 1999," kata dia.

Dia memang cukup vokal mengenai beberapa isu di akun Twitternya, walaupun pada akhirnya tweet-tweetnya dihapus. Misalnya April 2020 sempat mengecam kebijakan lockdown (karantina wilayah) untuk atasi virus corona Covid-19.

Sejumlah orang sudah lebih dulu menyentil fenomena Bitcoin. Misalnya Menteri Keuangan AS, Janet Yellen yang mempertanyakan legitimasi dan stabilitas mata uang kripto itu

Dia menyoroti penggunaan energi yang boros saat pengguna Bitcoin melakukan aktivitas penambangan. Soal energi ini juga jadi perhatian pemilik Microsoft, Bill Gates.

Menurut Filantropis itu, penambangan Bitcoin bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan karena mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar.

Aktivitas penambangan harus terus berjalan 24 jam selama tujuh hari dengan menggunakan komputer. Sementara diketahui pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara.

Sayangnya bahan bakar itu menghasilkan karbondioksida atau Co2 yang akan mencemari lingkungan sekitar.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Bitcoin Tembus Rp 252 Juta, Cuan Rp 20,7 Juta Semalam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular