Mengapa Bunga Pinjaman Online Lebih Tinggi? Ini Penyebabnya

dob, CNBC Indonesia
27 February 2021 14:13
Detik.com
Foto: Detik.com

Jakarta, CNBC Indonesia- Siapa bilang mengajukan pinjaman di lembaga keuangan sulit? Faktanya, kini siapa saja dapat mendapatkan bantuan dana dari lembaga keuangan berbasis digital atau fintech P2P (peer to peer) dengan layanan pinjaman onlinenya.

Berbeda dengan pinjaman konvensional, seperti di bank dan koperasi, mengajukan pinjaman secara online tak mengharuskan Anda untuk memenuhi syarat ini dan itu. Cukup dengan melampirkan dokumen data pribadi, seperti, KTP, NPWP, dan slip gaji, Anda bisa menjadi penggunanya. Tak hanya itu, dana yang dipinjam pada layanan tersebut pun dapat dicairkan dalam waktu tak lebih dari 24 jam saja.

Karena keunggulan itulah mengapa banyak masyarakat yang semakin tergiur untuk memanfaatkan pinjaman online terbaik demi menuntaskan masalah keuangan. Namun, mengajukannya tetap tak boleh dilakukan secara sembarangan. Sebab, jika dibandingkan dengan layanan serupa lainnya, pinjol memiliki beban bunga yang relatif lebih tinggi.

Kok bisa? Bukankah pinjol menawarkan layanan yang tak jauh berbeda dengan produk keuangan pada umumnya? Ternyata, terdapat 6 hal yang menyebabkan bunga pada pinjaman online lebih berat ketimbang produk pinjaman lainnya.

1. Tingginya Risiko Gagal Bayar atau Kredit Macet
Penyebab pertama adalah tingginya risiko yang dirasakan oleh pihak fintech. Saat terjadi gagal bayar atau kredit macet, yang menanggung kerugian tidak cuma nasabahnya saja, namun juga pihak fintech itu sendiri. Pasalnya, fintech P2P lending berizin memiliki sistem kerja memutar dana yang didapat dari para investornya untuk kemudian dipinjamkan kepada nasabahnya.

Jika ada nasabah yang nakal atau tak mampu mengembalikan dana pinjaman, fintech tentu akan kesulitan untuk mengembalikan dana yang didapat dari investor. Oleh karena itu, untuk menanggulangi risiko tersebut, pinjaman online membebankan tingkat bunga yang relatif lebih tinggi ketimbang jenis pinjaman lainnya.

2. Proses Pengajuan yang Cepat
Pemikat utama dari pinjaman online adalah syarat pengajuannya yang begitu mudah, yakni cukup dengan KTP dan beberapa berkas pribadi lainnya. Selain itu, tak perlu tatap muka, Anda dapat mengajukan pinjol secara online melalui aplikasi atau situs yang dapat diakses secara gratis.
Dengan target nasabah dari kalangan masyarakat yang tak mendapat akses pinjaman di bank, tak mengherankan jika syarat mengajukan pinjaman online dibuat sedemikian mudahnya. Namun, sebagai harga yang harus dibayar, Anda harus mengemban beban bunga yang lebih besar saat menjadi pengguna layanan tersebut.

3. Dana Bisa Dicairkan dengan Kilat
Keistimewaan lainnya adalah pencairan dana yang bisa dibilang kilat. Bahkan, jika detik ini Anda baru mengajukan, dana pinjamannya dapat Anda terima dalam kurun waktu 24 jam ke depan. Karenanya, tak sedikit masyarakat yang memanfaatkan layanan ini sebagai solusi mengatasi masalah keuangan yang muncul secara mendadak.

Hal tersebut tentu sangat berbanding terbalik dengan proses pengajuan pinjaman di bank. Selain berbelit-belit dan memiliki segudang syarat yang menyulitkan, belum tentu juga pengajuan pinjaman konvensional Anda akan disetujui. Keunggulan inilah yang membuat layanan tersebut lebih banyak dipilih meski beban bunganya lebih tinggi.

4. Nominal Pinjaman Lumayan Besar
Tak banyak orang yang menyadarinya, tapi semakin tinggi jumlah dana yang dipinjam, bunga pinjaman online juga akan ikut meningkat. Kembali lagi, alasannya adalah tingginya risiko yang ditanggung oleh penyedia layanan tersebut.
Sebagai contoh, beban bunga yang Anda terima saat mengajukan pinjaman online dengan nominal 8 juta pasti lebih besar jika dibanding dengan pinjaman 1 juta. Jadi, agar mendapatkan beban bunga yang optimal, selalu ajukan pinjaman dengan nominal yang pas dan tak berlebihan.
5. Tenor Terbilang Singkat
Dibandingkan dengan pinjaman konvensional, pinjaman online memang memiliki plafon yang lebih terbatas. Karenanya, tenor pelunasannya pun terbilang lebih singkat, biasanya tak lebih dari 1 tahun atau 12 kali cicilan. Sebagai dampak dari tenor yang ringkas ini, pihak fintech harus memberikan tingkat bunga lebih tinggi, tak seperti di bank yang beban bunganya lebih terjangkau, namun, tenornya sangat panjang.

6. Tak Ada Kewajiban Memberi Agunan
Hal yang menyulitkan masyarakat saat mengajukan pinjaman di lembaga keuangan konvensional adalah syarat memberikan agunan atau jaminan berupa aset berharga. Padahal, tak semua orang memiliki aset berharga guna memenuhi syarat tersebut. Untungnya, syarat yang menghambat masyarakat dalam mendapatkan bantuan finansial ini tak akan Anda temui pada pinjaman online.

Bagi yang belum tahu, pinjaman online muncul untuk menjawab keluhan masyarakat yang tak memiliki kesempatan mengajukan pinjaman bank karena terkendala syarat agunan tersebut. Lagi-lagi, sebagai ganti dari kemudahan tersebut, pihak fintech mau tidak mau harus membebankan bunga lebih tinggi guna meminimalisir risiko dari aktivitas tersebut.

Bunga Tinggi Tak Akan Menjadi Masalah Jika Pinjaman Online Dimanfaatkan dengan Bijak

Meski menawarkan sederet keunggulan, seperti proses pengajuan yang mudah dan pencairan dana yang cepat, bunga tinggi pada pinjaman online tetap menjadi alasan utama mengapa masih ada masyarakat yang enggan memanfaatkan layanan tersebut. Padahal, jika digunakan untuk hal-hal yang produktif dan bersifat mendesak, seperti menambah modal bisnis dan membayar tagihan rumah sakit, bunga tinggi tak akan menjadi masalah bagi keuangan. Yang terpenting, selalu ajukan pinjaman dengan nominal yang pas dan sesuaikan dengan kondisi finansial Anda.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Coba-Coba! Ini Ancaman Jika Tak Bayar Pinjaman Online

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular