
Tak Ikut Tesla Elon Musk, Bill Gates Ogah Beli Bitcoin

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika ada orang terkaya di dunia yang tidak tertarik dengan fenomena Bitcoin, mungkin Bill Gates salah satunya. Dalam sebuah wawancara, pendiri Microsoft itu mengatakan jika dia belum berinvestasi dalam mata uang kripto tersebut.
Dia mengatakan jika lebih tertarik berinvestasi pada perusahaan yang membuat produk. Bill merujuk pada vaksin malaria dan campak, dikutip BBC, Jumat (26/2/2021).
Sebelumnya Bill juga pernah membicarakan antusiasme pemilik Tesla, Elon Musk pada Bitcoin. Dia mengingatkan bagi orang-orang dengan uang lebih sedikit dari Elon perlu berhati-hati.
"Pemikiran umum saya jika kamu punya uang lebih sedikit dari Elon, kamu perlu berhati-hati. Elon punya banyak uang dan dia sangat canggih jadi tidak perlu khawatir Bitcoin nya naik dan turun secara random," ujarnya.
Bukan kali ini saja Bill beranggapan skeptis pada Bitcoin. Tiga tahun lalu dalam sebuah wawancara dia ingin melakukan 'short' jika bisa melakukannya.
Sebagai informasi, istilah short-shelling atau shorting adalah praktek meminjam sesuatu atau saham tradisional lalu menjualnya. Setelah itu menunggu harganya turun dan membelinya dengan harga murah dan mengembalikannya.
Cibiran soal Bitcoin juga diungkapkan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen. Dia memperingatkan bahaya dari Bitcoin.
Menurutnya banyak pertanyaan soal legitimasi dan stabilitas Bitcoin. Ini jadi alasan Janet meragukannya dan tidak pernah berpikir akan digunakan sebagai mekanisme transaksi.
Janet khawatir jika transaksi Bitcoin dapat digunakan untuk hal-hal ilegal. Selain itu dia juga mengatakan transaksi Bitcoin sangat boros energi.
"Sejauh ini (Bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan," kata Janet.
Penambangan Bitcoin membuat pengguna harus menyelesaikan persamaan matematika komplek dengan pengaturan komputer bertenaga tinggi. Digicomist mengatakan konsumsi listrik pada proses itu meninggalkan jejak karbon tahun yang sama seperti Selandia Baru.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bill Gates Bicara Bahaya Bitcoin & Elon Musk, Apa Katanya?
